Sunday, October 4, 2020

PII, HMI VERSUS PKI.

TERINSPIRASI DARI  TEROR PKI DI KANIGORO

JUJUR TULISAN INI terinspirasi dari sebuah Youtube Chanel Saptono Sumarsomo yang memunculkan narasumber sebagai saksi hidup senior kami di Pelajar Islam Indonesia (PII). Beliau memiliki pengalaman yang sangat mengerikan ketika berhadapan langsung dengan para kader PKI, mereka adalah para anggota Pemuda Rakyat yang menggeruduk peserta Training. Antata PII dengan PII memang terjalin ikatan emosional keagamaan yang demikian kental.

BAGI SEORANG ANGGOTA PII (Pelajar Islam Indonesia) maka kenang kenanga yang paling menyenangkan dan sekaligus paling mengesankan adalah ketika mengikuti Pelatihan Pelatihan anggota dalam PII berjenjang dan berjenis jenis sehingga banyak sekali ragamnya. 


Saya sendiri masuk PII setelah duduk di bangku kuliah, selepas Pekan Orientasi Mahasiswa  dsahulu dikenal istilah POSMA, kami dikenalkan struktur Perguruan Tinggi dan kami dioperkenalkan beberapa kabatan penting dalam Perguruan Tinggi, Muali dari Dosen, Dekan, Rektor dan beberapa lembaga antara lain Lembaga Bahasa,Lembaga Riset. Kami diperkenalkan dengan dunia politik, sejarah politik, mau tak mau banyak disebut adalah PKI. karena sebagai partai Politik PKI setidaknya telah tigakali melakukan pemberotakan, Upaya kudeta yang juga sangat sadis, mereka berhasil membunuh sejumlah Perwira Tinggi. 


Tak lama selepas POSMA ada sekitar 7 orang kami dipanggil seorang yang masih nampak muda, ternyata dia seorang Karyawan. Orang tersebut bernama Chatim Khan, ternyata kami diajak ke rumah seorang tokoh pejuang Islam, dijelaskan bahwa orang tersebut adalah bernama Raden Mas Syayyid dan tercatat sebagai salah seorang yang berjuang sebagai pendiri IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Raden Intan Lampung Lampung yang kelak menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) Sebelum berbicara lebih banyak kami diajak makan oleh Tuan Rumah, ternyata makanan seperti orang Pesta Layaknya, sesuatu yang tak pernah kami temui pada saat kata menunggu rumah Kost. Kami benar benar makan besar, nampaknya sebelum kami datang Tuan rumah telah menjamu tamu tamu yang dihormatinya. 




Dari bapak Syayyid itu mata kami menjadi terbelalak, karena menurut cerita bisik bisik oleh Kanda Chatim Khan yang mengajak kami ke rumah itu bahwa si Tuan Rumah itu semula seorang pejabat di Kepolisian, dan beliau memilih mundur dari jabatannya, dan memilih untuk aktip dalam dunia dakwah. Dari beliau juga kami banyak mendapat ceritera yang lebih detaiul tentang pemberontakan PKI. 


Walaupun demikian bukan berarti semua yang menyambut kami tertarik membicarakan masa lalu PKI, setidaknya Bapak Lukman Hakim pada saat itu dipercaya sebagai Walikota Metro justeru lebih berusaha memotivasiu kami untuk menjadi negarawan  Di banyak kesempatan kami diterima para pejabat lebih banyak berbicara tentang Kesatuan dan Persatuan, mereka antara lain Fuad Siraj (polityisi), Subki E. Harun, (Pejabat), M.Yusuf Jaiz (Pejabat) Rafiun Rafdi (pejabat) Muswardi Taher (pejabat), Masyudulhaq (politisi) Zubaidi Mastal (pemuda) Ujang S.Ibrahim (Pemuda) dan banyak lagi yang lain. 


Sebagai Organisasi Mahasiswa 

No comments:

Post a Comment