Wednesday, October 7, 2020

MARI KITA SELAMATKAN ADIK ADIK KITA.


SAYA MEMBERIKAN ACUNGAN JEMPOL kepada seorang Mahasiswa yang Ketua dari satu organisasi besar, dan banyak yang telah mereka perbuat, tetapi kali ini ada seorang Ketua di tingkat Cabang mengundurkan diri karena telah melakukan Keslahan Besar yaitu membuat proposal minta bantuan  uang sebesar 16 juta rupiah lebih untuk menggagalkan Deklarasi Kami di Surabaya. Tiuba tiba proposal tersebut viral, dan anak mahasiswa tersebut menyatakan mundur dari Jabatannya sebagai Ketua Cabang.  Dahulu saya sempat aktif diorganisasi pelajar dan mahasiswa, memang tidak banyak yang bisa saya perbuat, tentu pengalamanpun sedikit, dan tak mungkin saya memberikan nasehat, tetapi saya mampu merasakan keprihatinan atas kjejadian ini. Dan saya berharap agar para senior bisa menjaga dan memilihara agar para kader tetap kondusip. 

Kehidupan kenegaraan kita pada saat ini sangat tidak kondusif, keterbatasan pengalaman dan keterbatasan keterampilan dalam berkomunikasi Sang Presiden kita harus kita tanggung bersama resikonya, lima tahun periode pertama gagal total dalam pengmbangan ekonomi tidak berhasil menhentikan puja puji kepadanya, sehingga kita harus diperparah dengan periode kedua. Kita sangat tergantung dengan dana bantuan asibg serta bunga resiko tinggi. Pada saat yang sama oligarki bisnis semakin kuat, ya .... apalagi kalau bukan politik uang. 

Banyak pengamat yang menduga suasana seperti itu dimanfaatkan oleh Partai Politik untuk mengumpulkan ang sebanyak banyaknya guna mengguli Pemilu yang akan datang, karena Pemilu itu membutuhkan dana yang sangat besar, kenyataan beberapa pengalaman Pemilu sebelumnya menunjukkan bahwa Partai yang bermodal besar yang menguasai hasil Pemilu. 

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa baik Pemerintah maupun Partai kini sudah dikuasai oleh oligarky itu, dan memang oligarky perekonomian dan oligarky Politik kekuasaan berhasil bergandengan tangan. Banyak orang yang bertahan dengan nilai nilai kemuliaan, kenegaraan dan keagamaan mengalami pengempisan dompet.   


No comments:

Post a Comment