Friday, July 20, 2018

MEMANG SEBAIKNYA TGB ITU DIAM (dulu)



KITA prihatin terhadap kondisi Ustd. TGB Zainul Majdi, sebagai seorang tokoh yang demikian dielu elukanh oleh ummat setelah para alumni Universitas Al-Azha rmemberikan dukungan kepada beliau sebagai kandidat Presiden dalam pemilihan tahun 2019. Tidak kurang ustd Somad memasarkan gagasan itu kepada ummat. Tidak alang kepalang sejumlah ulama yang masih memiliki komitmen dan kedekatan kepada ummat secara umum bergerak untuk mewujudkan Koalisi Ummat. Jadi jikapun ada sejumlah Partai biasanya melakukan koalisi, maka ini di luar partai juga bertekad melakukan koalisi tersendiri.  Dengan satu harapan agar koalisi ummat dapat bersinerji dengan koalsis Partai yang memiliki kemampuan menampung aspirasi ummat Islam.

Hal tersebut ditempuh karena ummat merasa telah mengalami kegagalan untuk memiliki kesepahaman dengan Presiden Jokowi bersama Rejimnya. Apalagi sudah berulangkali pihak Pemerimntah menegaskan bahwa Pemerintah hanya menganggap NU dan Muhammadiyah saja yang telah memiliki kemampuan berpartisipasi, sedang diluar itu bukan partisipasi melainkan mengancam keutuhan Bangsa dan Negara, walaupun sebanyak kali itu diucapkan, sebanyak itu pula Pemerintah melarat dan merasa salah dan berjanji tak akan mengulang lagi, tetapi sikap belah bambu Pemerintah dan rejim Jokowi membuat pernyataan baru yang senada.

Tak ada cara lain ummat merasa perlu merumuskan dan mendukung serta menitipkan aspirasinya kepada Partai yang memiliki kesamaan visi, untuk itu TGM Zainul Majdi di gadang gadang maju sebagai Calon Presiden altyernatif. Dan ini telah dimatangkan dalam sejumlah kali pertemuan dan oleh berbagai pihak yang merasa [erlu merumuskan aspirasi politiknya. Pada saat itulah, diluar dugaan TGB menyatakan dukungannya kepada Jokowi. TGB yang semula digadang gadang oleh ummat, justeru seperti menohok dari belakang, ummatpun sangat kecewa. Alasan awal dan paling jujur dari TGB Zainul Majdi telah disampaikan spontan. Kontroversi tak dapat dihindari. Kekecewaan ummat tak akan teriobati.

Sebaiknya setelah mengecewakan ummat dan ulama yang memiliki kedekatan dengan ummat, TGB Diam, instrspeksi serta menikmati kledekatan dengan Allah, sembahri berharap kelukaan ummat dan ulama terobati. Tetapi kini TGB Zainul Majdi justeru dimanfaatkan oleh pihak yang berkepantingan untuk membela diri dan sekaligus berarti promosi kepentingan dan kebenaran milik Jokowi, yang dituduh gagal membina hubungan komunikasi dengan ummat.

TGB pun memang tidak bertujuan tampil sebagai orang Pemerintah yang berusaha menjembatani komunikasi yang selama ini gagal. TGB hanya menyampaikan sejumlah keberhasilan Jokowi dalam memimpin padehal yang dikeluhkan ummat adalah adanya  sikap mendua Jokowi terhadap ummat Islam sehingga hukum tidak diberlakukan secara adil, di mana ummat Islam merasa dicurangi dalam penegakan hukum. Dan dalam waktu bersamaan tertangkap adanya berita, yang manakala berita ini benar, maka hal ini akan menjadi ancaman bagi generasi Islam mendatang untuk melaksaksanakan ajaran Islam serta mempertahankan tegaknya akidah.

Itu tidak dilakukan oleh TGB,  bahkan perkembangan terakhir ada ada gejala justeru TGB ikut ikutan menyalahkan ummat bersama sejumlah ulama. TGB sudah mulai melancarkan serangan serangannya, yang bisa mengakibatkan hubungannya dengan ummat dan ulama yang tidak terkontaminasi pemiukiran fragmatis. Ummat nampak terbelah karena kepemimpinan ulamapun terancam terbelah, Kita merasa lebih prihatin ketika mendengar TGB sudah mulai melancarkan serangan serangannya kepada ummat dan ulama.

Sebaiknya TGB mengikuti jejak AA Gym, pada saat itu Aa Gym dimusuhi oleh ibu ibu yang memang semula Ibu Ibu itu adalah merupakan jamaah pengajian Aa Gym, tetapi Aak Gym mendekatkan diri kjerpada Allah, dan tak mengumbar kata kata melakukan pembelaan diri. Aa' Gym tidak melaukan kesalahan pelanggaran hukum baik agama maupun Pemerintah. Tetapi untuk itu Aa' Gym membutuhkan waktu tujuh tahun untuk memperbaiki status dan kepercayaan ummat.

Silakan dibandingkan dengan upaya upaya TGB yang mulai menyerang itu, berata tahun beliau untuk meraih kepercayaan ummat dan ulama yang tidak terkontaminasi sikap fragmatis, sehingga tidak terpaksa diam seribu bahasa ketika ada sesuatu yang harus dibicarakan dan diperjuangkan ketika dirasakan ada sesuatu yang merugikan bahkan mulai mengancam ummatnya.  

No comments:

Post a Comment