Saturday, April 6, 2019

ANTARA HOAX, NGIBUL DAN DULCE...

SEKITAR dua mingguan lewat terjadi perdebatan sengit antar Rocky Gerung dengan Ronald Kasali tentang Hoax sayangnya perdebatan itu nampak kurang elok karena sepertinya Prof. Ronald Kasali bukan sekedar ingin saling melengkapi dalam rangka mencerdaskan pemirsa ILC di mana perdebatan itu ditayangkan, sepertinya Provesor urusan manajemen yang satu ini justeru mengemban mission berat yaitu menggulung Rocky Gerung yang bukan profesor dan bukan S3 itu, tetapi mission ini nampaknya gagal total apalagi Kasali banyak menggunakan kalimat ... tidak ... bukan .... sambil geleng geleng kepala. dan pamumgkasnya Kasali menuding nuding kearah Gerung bahwa Dia hanya mmiliki satu refereni, sementara Kasali memang suka mencantumkan sejumlah referensi yang banyak dalam sejumlah buku manajemen yang diterbitkan. Tetapi sulit Iya akan mengalahkan Gerung karena Gerung memiliki ilmu yang namanya Dulce atau dolce.



SAYA hanya orang amatiran saja, jadi jangan dituntut mampu menjelaskan apa itu dulce atau dolce, apalagi itu istilah terkait dengan seni, baik seni music ataupun seni panggung, dan kali ini secara lambat lambat akan kita bicarakan terkait panggung diskusi semi ilmiah seperti ILC yang mempertemukan dua orang yang sudah memiliki namanya, namanya Gerung dan Kasali. Gerung ingin menjelaskan masalah hoax berdasarkan sejarah mulanya muncul istilah itu sehingga sehingga publik memiliki pemahaman yang dipermudah oleh asbabun nuzul (mengutip ilmu al-Quran). Sementara Kasali akan cenderung menjelaskan hoax itu berdasrakan batasan istilah sehingga pemahaman masyarakat tentang hoak tidak melebar ke mana mana, itu barangkali dasar pemikirannya. Tapi kita tinggalkan saja masalah itu, kita bahas saja masalah dulce atau dolce.

Saya ingin menyimpilkan bahwa dalam diskusi itu Ronald Kasali keok, dia bukan jago diskusi, karena kurang pandai menjadikan arena diskusi sebagai suatu dialog yang hangat, bahasa diskusi yang disiarkan langsung melalui media TV itu akan lebih menyenangkjan bila menggunakan pilihan dari Gerung, tinimbang Prof. Kasali. Wajar bila orang akan katakan No Rocky Gerung No Party, yang itu sulit dicapai oleh Kasali. Apa sebabnya, Jawabannya adalah "Dulce atao Dolce:.

Gerung di ILC itu bukan menipu tetapi ngibul,  meniopu itu kriminal, tetapi ngibul itu adalah kegembiraan, ngibul dalam diskusi adalah ibarat main main catur, melakukan langkah langkah yang memiliki dua maksud sekaligus sebagai alternatip pilihan. Itu namanya ngibul, dan tidak freekik dalam bermain catur. Sah, dan ngibul dalam diskusi yang disiarkan langsung semacam ILC sangat diperlukan.

Duklce atao Dolce juga dimainkan dalam menata aransemen musik, sebagian nada itu adalah nada minor, tetapi setelah disusun sedemikian rupa rangkaian nada itu menjadi indah. Keindahan rangkaian nada itu orang Itali menyebutnya Dolce. Lalu bagaimana dengan Dulce yang saya dapatkan dari seorang seniman panggung yang juga sekaligus sebagai wartawan terkenal, Syu'bah Asa, namanya. ini beliau sampaikan ketika kami mengikuti Training Idiopolitor di PB HMI tahun 1983, Training Idiopolitor pada saat itu traingni tertinggi di lingkungan PB HMI, Syu'bah Asa dengan segala kapasitasnya berhasil menggambarkan Bagiman aitu Dulce,

Tersebut dalam kisah seorang janda muda yang kayaraya, janda yang belum memiliki anak itu ditinggal suami karenba kecelakaan pesawat. Uang milyaran rupiah menjadi hak mutlak bagi sijanda sebagai pewaris tunggal, puluhan peria hidung belang, bahkan sejumlah pejabat Pemerintah mencoba merayu dan mengajaknya membangu rumah tangga.  Tak seorangpun menartik hati sijanda, sementara wajah si janda semakin cantik saja, bagaikan dara jelita benranjak dewasa.

Sayang si janda yang gaghal dirayu itu gagal mempertahankan diri dan kekayaannya, Ia bangkrut karena hobby judi, kekayaannya habis tergadai dan mereka yang semula ingin mempersuntinya satu persatu mundur teratur, walaupun cahaya kecantikan si janda tetap bersinar. Namun hobby judi sijanda  masih juga tak terbendung,  sementara modal berjudipun amblas segalanya.

Datanglah syaithon membisik kalbu sijanda tadi. bukankah kamu masih memiliki kecantikan, dan kamu masih memiliki kehormatan, masih banyak peria yang sangat berminat mencicipi tubuhmu kata syaithon. Batin sijanda berperang dahsyat  Sayang seribu sayang, Si Janda  mulai tergoda  dengan rayuan sesat itu. Dia tampil dengan baju transparan disinari secara samar dari belakang panggung sehingga samar huru  " V " dengan suara parau memelas dia berkeliling panggung sambil menjajakan kehormatannya, suara musik syahdu membuat hati penonton pilu mereka menyesalkan ketidak mampuan bersikokoh dengan segala kehormatan yang tersisa.

sedikit demi sedikit lampu semakin terang, rok sijanda sedikit demi sedikit menyingkap ke atas, sayang layarpun bergerak turun, pada titik keliknya. Lampung benar benar menyala benderang, singkapan rok sijanda juga mencapai titik kritis, mendekati wilayah terlarang, tetapi secara bersamaan si layar secara kejam menutup panggung di saat saat penon bnar benar menginginkan sebuah adegan yang jarang didapatkan, banyak penonton bagian depan sengaja berjongkok untuk mengetahui ada apa dibaklik larar, itu namanya dulce, kata Syu'bah Asa yang sukses memerankan DN Aidit di Fil pengbianatan G 30 S PKI yang terkenal itu.

Apa yang sampaikan oleh Gerung memang terselip di dalamnya dulce atau dolce dalam  dalam berdiskusi, sehingga diskusi itu selain menarik, menyerempet rempet, namun cara seperti itu justeru mampu membuat diskusi itu semakin hangat karena menampilkan kemewahan imajinasi. Semestinya  imajinasi akan lebih mewah manakala  Gerung mengemukakan historisnya, dan Kasali menampilkan  etimologi,  sehingga pemgetahuan publik menjadi kaya dengan imajinasinya, tetapi sayang Kasali memilih untuk saling sembeleh, tampa menghiraukan kebutuhan publik. Di sini Kasali keliru.


No comments:

Post a Comment