Thursday, November 30, 2017

DOAR ... ANGIN





INI benar benar tak kusangka, entah semalam aku mimpi apa, tiba tiba tadi pagi aku tergerak menulis sebuah puisi, yang aku sendiri tak tahu layakkah tulisan itu dinanmai puisi. Biasalah memang ada sedikit bakat narsis yang kembang redup, lalu naskah itu ku pamer di facebook. Sudah hukum pertemanan kami di FB memang saling balas "like-suka" Sejumlah sahabat DumaY berlike ria. Itu biasa dan kami saling terhibur, "Persahabatan di atas segala galanya". Tetapi dari sekian sahabat DumaY justeru benar benar meminta  sebuah pertanggungjawaban atas naskah pendek yang tak jelas juntrunganya itu. Aku tak kenal puisi, prosa dan entah apa lagi. Tetapi ketika muda dahulu aku pernah menulis di Album Buku Nyanyian sahabatku tadi. Tradisi dahulu kami menyiapkan buku kenangan menjelang ujian sekolah, pertanda kami akan pisah. Kami saling menulis di buku tadi, apakah lagu, kata mutiara, dan lain lain. Saya sempat menulis dibuku teman ku tadi. Di   usia tua kami sekarang bersama di DumaY.

Kamu harus tuliskan untuk saya apa makna filosofis bagi karyamu di Facebook katanya  bernada perintah, tetapi berwajah harap, kutangkap dari telingaku, yang lebih sensitif dari mataku di pagi ini. Baik Kata singkat.Aku bagaikan terdakwa yang tertangkap tangan, hanya pasrah segala bukti ada diserahkan Jaksa kepada Hakim. Kalaupun ini hukuman, maka saya ikhlas menjalaninya, demi sahabat tua ku tadi.

SEBUH PERTANGGUNGANJAWABAN FILOSOFIS.

Sudah menjadi kebiasaan sejak lama, setiap pagi kubuka pintu lebar lebar, angin pagi yang segar meniup sepoi sepoi, aku terobsesi oleh petuah seorang Ibu Sahabat kecil ku dahulu, jika pagi hari buka pintu lebar lebar agar rejeki masuk dengan lancar, Mungkin itu yang mempengaruhi sikapku juga dengan kebiasaan itu. Memang aku tak paham hungsuy, waktu kecil aku bersahabat dengan Eng By, anak Babah Swi Hok, tapi ibunya Jawa, sehingga kawanku tak memiliki wawasan tentang Hungsuy, walaupun membuat aliran rejeki di pagi hari mungkin filosofinya tak jauh dari sana, karena Ibu dari sahabatku tadi bersuamikan seorang yang pernah kaya di Kampung dahulu. 

Doar ...   , suara hempasan pintu tadi pagi sangat menyentak, seolah olah teguran bagiku bukan begini cara mencari rejeki ..., demikian kira kira bila boleh aku terjemahkan. Memang bimbang agak sekejap, tetapi kuputuskan agar pintu tetap terbuka lebar, dengan terbukanya pintu pagi menunjukkan bahwa seisi rumah telah beraktivitas, dan siap menerima siapapun untuk kepentingan apapun, artinya kami adalah manusia sosial. Demikian kata hatiku sedikit pongah dan membandel ... !

Doar ...   . hempasan pintu lebih keras. Akupun mengalah. Kututup pintu lekat lekat, gordyn dan almenak yang tadi melambai lambai kini bergelayut tenang. Aku tersenyum, ternyata filosofi sakti masih tunduk kepada cuaca, kataku bersungut. Filosofi itu ciptaan  manusia  Bro ... kata aku meyakinkan. Sedangkan alam ciptaan Tuhan. kita harus tunduk pada hukum alam.., kataku mulai dungu. Sisa di gelas kopi ku kuseruput habis ... aku berpacu dengan kehangatan yang tersisa di gelas kopi hangat yang mulai mengendur itu. Sekali aku terpaksu tunduk pada hukum alam, Habis sudah sikap sok pintar yang kupelihara lama luluh  di pagi ini. 

Rekk ... pintu kuseret rapat, peet ... listrik kumatikan, kantong pensiunan tak boleh boros. Kembali aku mengalah pada sityuasi.  Kuintai dari balik kaca kutengok langit memang kelam, dan ruang rumah kupun kelam, mirip rumah hantu. Aku menghentikan aktivitas membaca. Tak mungkin aku membaca disuasana gelap seperti itu, kembali aku menyerah pada suasana. Aku duduk mematung, huh membosankan. Ingin aku beraktivitas, ....mulutku komat kamit membaca ayat ayat yang pendek yang bisa kuhapal, .... sedikit demi sedikit hatikupun menjadi terang ... terang ... terang .... dan terang. 

Ketika aku membaca surat Addhuha, #Terhadap Anak Yatim jangan engkau berlaku sewenang wenang# Terhadap orang yang meminta minta Jangan engkau menghardiknya# Terhadap Nimat dari Tuhanmu, ceriterakanlah (dengan memberi)#   Buka mata hatimu, jangan hanya bisa buka pintu lebar lebar mengharap rejeki, tetapi bersegeralah buka pintu hatimu di luar sana banyakmereka yang berhak sekian persen dari rejekimu, serhkanlah, bersedekahlah. Memberi adalah kebahagiaan bagi seseorang yang memiliki "Mata Hati" 

No comments:

Post a Comment