Wednesday, March 22, 2017

SOAL UJIAN SISWA YANG BERPOTENSI MEMECAHBELAH, BENARKAH ?


Saya temukan foto pada sebuah akun Facebook milik seorang sahabat yang saya tahu beliau sebagai PNS yang juga mengelolan atau tepatnya sebagai Pemangku Kepentingan Pendidikan di Lampung, setelah saya besarkan foto nampak oleh saya bahwa itu foto potongan soal ujian PPKN 21 Maret 2017 dan tercantum soal nomor 19 yang berbunyi : Sekelompok Islam Garis Keras melakukan sweeping ke aula gereja di kota Bogor, didapati sekelompok ummat Nasrani sedang melakukan kegiatan Natal. Orang Islam tersebut melakukan pembubaran paksa kegiatan natal. Hal yang dilakukan sekelompok Islam Garis keras itu termasuk pelanggaran pada UUD 1945 pasal :
A. 28 E ayat 1
B. 30 ayat 1
C. 29 B
D. 31 A
E. 27

Soal nomor 19 tersebut beredar di FB dan tentu saja para netizen terkejut. Tetapi sejauh ini baru dalam tarap istighfar dan menyesalkan bila soal semacam itu diloloskan sebagai bahan ujian, karena adalah image buruk bagi agama Islam sedangkan pristiwanya kita semua tidak tahu sepertyi apa.

Kalau saja itu seandainya benar terjadi maka pemicu sehingga terjadinya grudug sejumlah massa yang disebut sebagai Ummat Islam garis keras itu apa. Tentu ada pemicunya, Ada sebab dan akibat. Jika ketidak sukaan orang melaksanakan acara natal di gereja unsich hampir dikatakan sebagai mustahil, karena acara natalan selalu dilindungi pihak keamanan, dan bahkan GP Anshor adalah kelompok Islam yang sering ikut serta mengamankan gereja pada saat  meneyelenggarakan perayaan natalan.

Bila gruduk sekelompok ummat ke acara keagamaan maka dipastikan ada pemicunya, faktor pemicu itu juga akan menetukan pasal pasal pelanggaran. Jadi dengan demikian maka selayaknya hal ini tidaklah seharusnya menjadi bahan ujian bagi siswa.

Saya  berharap  agar secepatnya ini menjadi perhatian bagi Pemerintah, untuk segera memberikan rambu rambu pembuatan soal, agar penyusun soal tidak menyodorkan pertanyaan pertanyaan yang dapat memicu kebencian, apalagi soalitu hanya berdasarkan rekaan rekaan belaka, atau benar benar terjadi tetapi bukan lantaran masalah agama, melainkan masalah lainnya sebagai pemicu.

Semoga masa mendatang para penyusun soal dapat lebih arif dalam bekerja,  selain itu juga diharapkann  agar panitia bekerja lebih provfesional. jangan percara begitu saja kepada Tim penyusun soal, karena bisa saja terjadi kealpaan.

                                 SEMOGA MENDATANG KITA BISA LEBIH BAIK.

No comments:

Post a Comment