Tuesday, December 24, 2013

KONSEP DAN TEORI MOTIVASI BERPRESTASI


Motivasi berprestasi adalah salah satu aspek dari motif sosial yang paling menarik untuk dikembangkan, sehingga banyak diteliti para ahli.

McClelland menggunakan istilah n-Ach (Need for Achievement) atau motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi; motif berprestasi ditemukan pada suatu macam pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih efisien dan lebih cepat, kurang menggunakan tenaga dengan hasil baik dan sebagainya.
Ingin Maju dan Melangkah ke depan
(sumber : lifestyle.kompasiana.com)

 Ukuran keunggulan adalah dapat berupa prestasi orang lain maupun prsetasi diri individu tersebut sebelumnya. Sebagai contoh setiap orang diminta mengemukakan pikirannya secara spontan: Si A bercerita, seorang pemuda yang sedang belajar untuk ujian, namun sulit memusatkan pikirannya karena selalu teringat akan pacarnya, sedangkan si B bercerita mengenai seorang anak muda yang tekun berusaha mendapatkan angka yang baik dalam ujian, karena ia ingin masuk sekolah kejuruan, Ia bekerja sampai jauh malam takut kalau kurang berhasil dan lain-lain. Si B jelas memiliki pikiran-pikiran yang ber n-Arch lebih banyak daripada si A dan mendapatkan angka yang lebih tinggi. Metode yang didapatkan dalam hal ini adalah pemikiran-pemikiran yang sedemikian itu boleh dikatakan jitu dan obyektif (Wyner, 1984).
Witterbootom (dikutip dari Mulyani, 1982) menyatakan bahwa anak yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi didapatkan pada keluarga yang orang tuanya telah melatih anaknya untuk berdiri sendiri dan menguasai kecakapan tertentu.
Namun menurut Heckhausen dinyatakan motivasi berprestasi bukan diakibatkan dari latihan berdiri sendiri sedini mungkin akan tetapi latihan pada umur delapan tahun. Latihan dini untuk percaya pada diri sendiri dapat membantu motif berprestasi hanya apabila itu sesuai dengannya (Heckhausen, 1966). Di samping itu Heckhausen menerima dan berusaha mengembangkan teori McClelland tentang motivasi berprestasi ke arah kognitif. Ia mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan-kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas dan suatu ukuran keunggulan yang dilakukan sebagai pembanding dalam melakukan aktivitas tersebut. ada dua kemungkinan yaitu "berhasil atau gagal".
Di dalam memberikan penilaian terdapat tiga ukuran keunggulan :
  1. Yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasarkan kesempurnaan hasil.
  2. Berhubungan dengan diri sendiri, yaitu membandingkan dengan hasil diri-sendiri, atau prestasi sendiri sebelumnya.
  3. Berhubungan dengan orang lain, membandingkan hasil dengan hasil orang lain.
Dikemukakan pula bahwa motivasi berprestasi mempunyai beberapa disposisi penilaian :
  1. Jika motif berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan diri yang nyata dan ideal akan lebih besar.
  2. Orang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan kemungkinan sukses, dan yang berorientasi gagal, akan lebih mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam mencapai prsetasi.
  3. Tingkat apresiasi yang berorientasi antara sukses biasanya hanya sedang dan yang berorientasi gaga; biasanya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
  4. Subyek yang bermotivasi sukses sebagai akibat faktor yang mantap, seperti kemampuan dan menganggap kegagalan bukan kareana faktor tersebut akan tetapi sebagai akibat kurangnya usaha : monumental.
KONSEP KEWIRAUSAHAAN, MOTIVASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI
Istilah entrepreneur atau kewiraswastaan atau kewirusahaan dapat diartikan sebagai suatu kepribadian sikap kemampuan berwirausaha atau kemampuan yang unggul dalam menciptakan suatu usaha. Darustam dkk (1994), menyatakan bahwa di Indonesia wiraswasta adalah entrepreneur yang berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu pembinaan kewiraswastaan terletak pada :
  1. Pembentukan sikap mental maju.
  2. Membersihakn diri dari sikap mental negatif.
  3. Membentuk sikap mental positif.
Seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan menempuh usaha dengan segala resiko dan diambil atau dihadapi dalam memperjuangkan usahanya mencapai keberhasilan atau dinyatakan berprestasi. Dalam hal ini kemampuan seorang wirausahawan harus mampu berpikir kreatif dan inovatif serta memiliki semangat juang (mitivasi berprestasi) yang tinggi, sehingga mampu menanggung resiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, seseorang haruslah memiliki :
  1. Ketrampilan berpikir kreatif.
  2. Ketrampilan dalam mengambil keputusan.
  3. Ketrampilan dalam kepemimpinan.
  4. Ketrampilan manajerial.
  5. Ketrampilan dalam bergaul antar manusia (human relation).
Untuk dapat mengembangkan diri individu tersebut, (Darustam dkk, 1995) harus berupaya melalui :
  1. Pendidikan belajar sendiri.
  2. Berlatih diri berwiraswasta / wirausaha.
  3. Membentuk mental yang selalu ingin maju.
  4. Percaya diri sendiri.
  5. Melalui kebiasaan bersedia rajin berupaya.
Dalam kaitannya dengan pengembangan mental wirausaha maka diperlukan pula pengembangan sumber daya manusia yang diharapkan sukses sebagai seorang wiraswastaan. Mereka hendakmya memiliki sikap mental :
  1. Penuh gagasan, ide.
  2. Penuh inisiatif dan prakarsa.
  3. Penuh daya cipta dan kreativitas.
  4. Memiliki self motivation yang tinggi.
  5. Dapat bekerja sama.
  6. Tahu apa maunya hidup ini.
  7. Tahu menghitung resiko.
  8. Mampu mencegah hambatan mental.
  9. Selalu meningkatkan ketrampilan dan salesmanship.
Atas dasar pendapat diatas dapat digambarkan hendaknya para wirausahawan di samping memiliki kemampuan managerial skill juga harus memiliki kemampuan mental yang tangguh, selalu ingin maju, sukses atau dengan istilah lain mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi dalam mengaktualisasikan kemampuannya dan harapannya.
SUMBER REFERENSI :
Riani, Asri Laksmi., dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)

No comments:

Post a Comment