Saturday, November 15, 2014

Kearifan Lokal Lampung Mengkampanyekan Hidup Berniaga



Dari farum Diskusi Ikatan Pensiunan Pendidik Provinsi Lampung.

Lampung memiliki kekayaan budaya yang lengkap, yaitu memiliki wilayah, memiliki penduduk, memiliki bahasa, memiliki aksara dan memiliki filsafat, yang kita kenal dengan falsafah Piilk Pesenggiri. Piil artinya prinsip, pesenggiri (Lampung) atau pasunggiri (sunda) artinya lomba atau tanding, sedang di bali dikenal dengan pasukan pasanggiri yang artinya pasukan tempur. Baik Sunda, Bali dan juga Lampung menunjukkan kemiripan yaitu persaingan. Kata pesenggiri sendiri muncul setelah masuknya Islam ke Lampung yang manakala kita tilik dari unsur unsurnya maka kita akan memahami bahwa kata pesenggiri ini pasti dimaksudkan sebagai terjemahan bebas dari kata fastabiqul khoiroot (al-Quran) yang artinya berlomba dalam kebaikan, Piil Pesenggiri adalah terumuskan setelah Islam masuk Lampung, dan sebelunya hanya dikenal 'Piil' Saja. Tampa kata Pesenggiri.

Kata lomba ini akan lebih menonjol lagi manakala kita menilik unsur unsur dari Piil Pesengiri yaitu :  (1) Nemui nyimah, yang arti bahasanya pertemuan dan kesantunan. Untuk santun seseorang harus produktif dalam bidangnya, maka operasional pertemuan dan kesantunan itu adalah produktif.  (2) Nengah Nyappur, yang arti bahasanya adalah tampil/ terampil dersaing, operasionalnya adalah kompetitif. (3) Sakai Sambaian, terbuka / siap menerima dan melihat / siap memberi yang operasionalnya adalah kooperatif. (4) Juluk Afdek, nama juluk dan nama gelar/ atau selalu mendapatkan nama baru, operasionalnya inovatif.
Piil Pesenggiri yang dirumuskan ratusan/ abad abad yang lalu telah merumuskan bahwa setiap seseorang itu harus produktif, kompetitif, koperatif dan inovatif adalah merupakan sesuatu yang sangat luar biasa, Piil Pesenggiri telah menilai bahwa seseorang bernilai unlimited, oleh karenanya mari kita simak satu persatu dari unsur unsur piil pesenggiri yang telah dirumuskan ratusan tahun yang lalu itu.


Nemui Nyimah (produktif), Dalam pandangan filosofis masyarakat budaya Lampung bahwa eksistensi seseorang itu terhitung manakala seseorang telah memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk produk sebagai kebutuhan baik pribadi maupun orang lain, seseorang yang telah memiliki kemampuan itu baru dianggap layak untuk bertemu, bertamu atau menghadiri sebuah pertemuan.

Nengah Nayppur (kompetitip), Setelah seseorang itu mampu memproduk sesuatu maka Ia juga dituntut untuk memiliki kemampuan bersaing dengan produk produk pihak lain, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Sakai Sambaian (kooperatif), setelah seseorang mampu produktif dan ternyata produksinya juga memiliki kemampuan betrsaing dengan produkproduk lainnya, maka Ia juga dituntut untuk memiliki kemampuan untuk melakukan kerjasama. Dengan pihak pihak lain sehinggi memiliki kemampuan yang lebih untuk berbuat lebih banyak dan lebih besar lagi.

Juluk Adek (Inovatip), Setelah memiliki kemampuan untuk kooperatip, yang sebelumnya juga produktif dan kompetitip, maka seseorang dituntut untuk inovatip, hal ini tentu saja untuk menjaga agar kemampun berkompetisi dan kooperasi dapat terjaga dengan baik.

Melihat dari uraian tersebut diatas maka  kita yakini bahwa pada saat itu Lampung telah kemasukan pemikiran pemikiran yang modern, kita bisa bandingkan dengan falsafah falsafah lainnya. Dan semakin berat dugaan kebenaran memang sejalan dengan masuknya Islam ke Lampung juga ada skenario untuk mendirikan Kesultanan Islam yang modern di Lampung. Dan Piil Pesenggiri adalah modal dasar pembentukan karakter building yang akan membentuk mindset masyarakat Lampung yang islami pada saat itu.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hingga masa kemerdekaan di Lampung belum pernah berdiri Kesultanan Islam, hal itu tentu dikarenakan berbagai faktor, setidaknya tidak lama kemudian pemikiran adalah untuk mempersatukan  seluruh Nusantara dengan Indonesia Merdeka.

Namun demikian semangat Piil Pesenggiri ini adalah sesuatu yang pantas kita teladani, setidaknya karena semangat Piil Pesenggiri itu merupakan lompatan sejarah,  seperti sesuatu yang jauh lebih maju dibanding  pengalaman daera era pada saat itu.

Hanya saja bedanya pada saat ini kita sedang mengalami ketertinggalan yang benar benar menyakitkan, sementara Piil Pesenggiri sebaliknya melakukan lompatan pemikiran.  Dalam lompatan pemikiran itu tentu saja disertai dengan gagasan gagasan yang besar pula, dan gagasan besar itu telah terangkum dalam rumusan Piil Pesenggiri.

Mungkin tidak terlalu penting pada saat ini anak anak kita paksakan untuk menghapal rumusan kalimat dalam Piil Pesenggiri, bukanlah hapalnya yang dipentingkan, tetapi yang paling penting bagaimana mereka juga memiliki semangat seperti Piil Pesenggiri. Memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu memproduksi (produktif), kompetitif, kooperatif dan inovatif dalam waktu yang bersamaan. Bahwa dengan memiliki semangat dan motivasi seperti itu maka dalam kehidupan mereka akan selalu terjadi siklus yang sangat menyegarkan dalam segala profesi yang mereka pilih kelak nantinya.

Memang untuk memahami filosofi Piil Pesenggiri ini secara mendalam, maka seseorang membutuhkan semangat dan suasana batin ke-Lamp[ung-an. Tetapi nampaknya Pill Pesenggiri jga dapat kita dalami sekalipun tidak dalam suana ke-Lampung-an yang demikian kental. Filosofi ini dapat kita terapkan dalam segala situasi, dalam profesia apapun yang kita dalami, kita masih dapat melaksanakan Piil Pesenggiri.

Piil Pesenggiri disebut sebagai kearifan lokal karena Piil Pesenggiri memiliki kemampuan mengarahkan cara berpikir para pendukungnya.  memiliki kemampuan bertahan atas pengaruh luar
Namun dalam waktu bersamaan memiliki kemampuan menerima atau memberi temapt bagi nilai nilai luar.

Dan yang paling luar biasa pada falsafah Piil Pesenggiri adalah bahwa seorang manusia dinilainya sebagai aesuatu yang unlimited, hal ini akan nampak sekali bahwa pada putaran akhir seorang manusia justeru adalaham melakukan pembaharuan. Pada tahap awal seseorang harus produktif, tahap kedua dia harus kompetitif dalam memasarkan produksinya, sebagai makhluk sosial maka tentu saja tahap ketiga dia juga harus kooperatif, dan yang paling mengekutkan pada langkah terakhir adalah pembaharuan. Jadi konsep manusia dalam falsafah ini adalah sesuatu yang selalu berputar dan unlimited, dan tiada akhir.

Pandangan manusia sesbagai sesuatu yang unlimited itu  adalah justeru ada pada pandangan modern yang sejatinya justeru pada saat inipun masih banyak orang yang  tidak tahu bahwa konsep manusia itu sejatinya adalah unlimited.  Tentu saja pembahabaharuan, atau inovasi atau juluk adek pada piil pesenggiri itu bukan akhir dari suatu program, emalinkan awal dari dari program yang baru, sama dengan seseorang ketika pensiun dari PNS bukanlah merupakan akhir dari segalanya, melainkan sebuah langkah awal menunuju sukses yang baru.  

Apa yang kita bicarakan dalam pelatihan ini tentang Piil Pesenggiri yang terdiri dari Nemui-Nyimah (produktif), Nengah-Nyappur (kompetitif), Sakai-Sambaian (kooperatif) tentgu saja ada langkah langkah terurai yang bisa kita jelaskan satu persatu yang dorongan untuk melakukan itu sejatinya telah didorong oleh berbagai upacara adat dan upacara daur hidup lainnya. Senagaimana kita tahu bahwa upacara daur hidup itu sejatinya adalah penuh dengan pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga adat, selagi lembaga adat pada waktu dulu menjadi pemimpin dari setiap komunitas.

Tetapi sejalan dengan disempurnakannya penyelenggaraan kenegaraan sehingga segala sesuatunya harus dipayungi oleh hukum melalui undan undang serta aturan lainnya yang selalu kita sempurnakan dari waktu ke waktu maka lama kelamaan peran lembaga adat dan tokoh adat semakin berkurang, mungkin hanya sedikit sekali lembaga lembaga adat yang masih bertahan untuk berusaha menjaga kemurnian dan sejarah dari kelompok adat itu. Sedang sisanya sangat lincah dalam berkreasi yang lama kelamaan juga ikut menggerus kemurniannya.

Sejalan dengan itu juga upacara daur hidup semakin langka dislenggarakan oleh masyarakat, padahal seorang pemuka adat justeru berperan dalam upacara daur hidup yang biasa dilakukan secara adat. Pimpinan adat dalam upacara daur hidup adalah banyak merupakan pelaku upacara, jadi kehadirannya dalam upacara itru menjadi sesuatu yang sangat vital, untuk memberikan bimbingan kepada pelaku pelaku upacara yang lain, dalam melakukan upacara itu maka pelaku upacara dan yang hadir dalam upcara itu sejatinya menerima pendidikan pendidikan dari dari lembaga adat yang mengkoordinatori peneyelenggaraan upacara itu.

Di samping itu alat dan perlengkapan upacara lainnya sejatinya memiliki  makna makna tersendiri, karena upacara itu sendiri kaya dengan lambang lambang, dan lambang lab]mbang ini juga masih disemarakkan dengan berbagai ornamen yang juga mengemban makna tersendiri pula. Ornamen adalah ekspressi dari sebuah pesan yang termuat dalam bentuk seni.

Karena semakin langkanya peluang para pemimpin adat untuk menyebarluaskan nilai nilai yang terkandung dalam sebuah filsafat, dan kita anggap sebagai nilai kearifan tradisional. Kearifan tradsional adalah merupakan sebuah pola pikir yang selalu dipertahankan oleh penganutnya dalam waktu yang lama dari periode ke periode, dan pola pikir itu sangat mempengaruhi aktivitas, tindak laku serta sikap para penganutnya, disebut sebuah kearifan tradisional karena sangat mempengaruhi para penganutnya serta mampu bertahan dalamwaktu yang lama.

Piil Pesenggiri mampu bertahan dalam waktu yang lama karena Piil Pesenggiri medorong para penganutnya untuk selalu bersaing. Dan inilah kelebihan Piil Pesenggiri dibanding falsafah dadrah lain, ternyata Piil Pesennggiri memberikan tempat bagi paham paham yang lain untuk sama sama berkembang, itulah yang dimaksud dengan Sakai-Sambaian, dan itulah pula maka disebut kooperatif, karena memang dalam Piil Pesenggiri seseorang itu di satu pihak harus sakai, kata sakai itu dari kata seakai, kakai, atau kakkai, yang artinya terbuka. Tetapi dalam waktu yang bnersamaan Piil Pesenggiri juga mengajarkan bahwa setia seseorang juga harus sambai atau sumbai yang artinya menyimak dan sekali gus juga memelihara, mengasuh dan semacamnya. Kemampuan menerima masukan, menerima kritik tetapi dalam waktu bersaamaan ada kesanggupan untuk memberikan masukan dan sekaligus memilihara dan mengasuh adalah merupakan karakter  Piil Pesenggiri yang sangat penting dalam daur kehidupan pula.

Dan merupakan puncak dari Piil Pesenggiri itu adalah Juluk Adek. Yang bila ditinjau dari segi kata maka ‘Juluk’  itu adalah nama baru yang diberikan kepada seseorang ketika seseorang itu telah mampu merumuskan atau mengatakan cita citanya atau keinginannya, yang manakala cita cita itu telah tercapai maka seseorang pantas mendapatkan nama baru yang disebut dengan ‘Adek’. Itulah sebabnya maka Juluk-Adek itu disebut sebagai inovatif, dan momen inovatif itu kita tangkap sebagai unlimited.

Piil Pesenggiori memiliki semangat yang unlimited, maka dengan Piil Pesenggiri pula kita mengkamapanyekan kehidupan berniaga, karena dalam perniagaan itu adalah merupakan sesuatu yang harus dipandang secara unlimited pula. Dunia perniagaan adalah suatu dunia yang tiada habisnya.
Masa pensiun bagi PNS itu sejatinya manakala ditinjau dari segi perjuangan maka itu bukanlah akhir dari segalanya. Tidak menjadi alasan bagi seorang pensiunan untuk mengehntikan segala aktivitasnya hanya lantaran pensiun, bila kita belajar dari Piil Pesenggiri tadi maka kita harus memiliki unsur inovasi dan pembaharuan, karena dalam masa masa pensiun ini sejatinya justeru adalah merupakan peluang bagi kita untuk melakukan sesuatu yang dahulu belum sempat kita lakukan lantaran sibuk karena berbagai tugas tugas kedinasan.

Marilah kita bersama sama belajar banyak dari Piil Pesenggiri        

No comments:

Post a Comment