Thursday, June 27, 2019

PERANG TOTAL TELAH USAI ?

PERANG TOTAL, Semula hanya Muldoko selaku Tim Sukses Jokowi dalam Pilpres 2019 ini. sehingga masyarakat harus bersabar menunggu perang totalk seperti apa yang ada di dalam otak Muldoko, dan memang aklhirnya ktapun tahu demikian hebatnya perang itu dan memang benar benar total, itulah ketika moncong perang diarahkan kepada rakyat Indonesia, tak terbayangkan bagaimana ketegasan itu ketika moncong perang diarahkan kepada pihak asing yang selalu berusaha ingin mnguasai dan mnguras kekayaan Indonesia. Ketika enam ratusan orang meninggal pada saat penyelenggaraan Pemilu dan sekitar sepuluhan orang pada saat unjuk rasa protes pengumuman KPU yang disekenggarakan tengah malam buta itu.



sUDAH SELESAIKAH perang perangan itu ... ? Wallohu a'laam bishowab, tetapi yang jelas perang itu telah dilakukan, dan ratusan mayat telah bergelimpangan dan mreka adalah Saudara Saudara kita sebangsa, memang kepergian mereka meninggalkan dunia yang fana ini terasa sepi dari ucapan belasungkawa, bahkan akan menjadi prdebatan panjang, sungguh sejarah buruk telah tertoreh di bawah pertanggungjawaban sebuah rezim yang dipimpin oleh seorang Presiden kita Jokowidodo.

Beliau adalah sosok yang merasa memiliki wajah Ndeso sebagai perlambang kedekatan dengan rakyat, sudah satu periode memimpin, tetapi gagal mencapai target kepemimpinannya yang mentarget kemajuan perekonomian sebesar 7 persent, sebuah target yang sebenarnya tidaklah terlalu tinggi, tetapi nyatanya gagal dicapai, karena hanya sekitar 5 persen yang teraih. Para pengamat juga menatakan bahwa andai pereklonomian itu dilepas tampa kendali. angka 5 persen itu juga memang akan trcapai, karena itu menunjukkan bahwa masyarakat sedang beraktivitas.

Masyarakat semula banyak berharap kepada beliau karena konon beliau sudah lama menjadi pengrajin kayu, mestinya banyak sudah pengalaman beliau dalam bermain kayu, tetapi ternyata diakui atau tidak diakui kenyataannya gagal. Ternyata kita tak boleh menyamakan memimpin perusahaan dengan memimpin sebuah bangsa dan mengelola Negara, dengan bermodalkan keberanian menerima tawaran hutang secara besar besaran dari China Tiongkok hingga satu periode belumlah menunjukkan hasil yang memadai, masyarakat bukan menambah sejahtera, tetapi keretakan di sana sini kian menganga. Boleh jadi kita akan mentereng sebagai sebuah Negara, tetapi hancur sebagai sebuah Bangsa. 

No comments:

Post a Comment