Saturday, November 13, 2021

PWRI HARUS TETAP HIDUP DAN BERKEMBANG

TAK BOLEH ADA YANG SINGGAH DAN MELAKUKAN PENGRUSAKAN  

Sulit memang untuk menyimpulkan dan menggambarkan situasi sebenarnya dari Laporan Sementara  oleh sejumlah mereka yang yang ditugaskan untuk mengikuti Munas PWRI  ke 14 di Jakarta beberapa hari yang lalu. Dan mereka menyimpulkan Munas kita Ricuh, untung saja peserta Munas terdiri dari orang yang sudah sepuh sepuh, andai saja peserta itu adalah buikan Organisasi Lansia seperti PWRI sangat mungkin Munas diwarnai oleh lkuirsi yang beterbangan.  Saya seperti gak sabaran untuk mendengar keterangan pihak lawan, bila boleh saya menggunakan kata kata itu.  Siapa tahu mereka juga masih memiliki sisi baik sehingga harus menempuh cara cara culas seperti apa yang sempat saya bayangkan hingga ketika tulisan ini saya susunkan kata demi kata. 

Dari gambaran yang ada Alhamdulillah sempat beberapa kali dalam hidup saya saya mengikuti acara serupa, yaitu Munas ataupun Muktamar dan semacamnya, tetapi Alahmadulillah  saya pernah merasakan ada pada posisi yang menang dan ada pula merasakan pada posisi yang kalah.  Tetapi karena  ketika kami harus memilih salah satu dari dua tokoh yang sama sama baik, maka menang dan kalah adalah sama sama membanggakan, karena mereka berdua adalah Saudara kami. 

Dan kami bersepakat sejak semula agar persaudaraan itu kami jaga dan kami rawat, mereka tak boleh pisah, mereka itu dua tapi satu. Dan mereka harus seiring, yang satu tak boleh merusak yang lain. 

12 comments:

  1. SELSKU anggota PWRI yang kayaknya hingga sekarang saya memang belum pernah melihat Kartu Anggota saya, tetapi saya memiliki alat bukti kepensiunan saya dan besaran uang potongan gajih pensiun kare saya ambil duluan kepada merk Bak tertentu yang percaya kepada saya sebagai bukti syah kepensiunan saya dan sekaligus artinya saya memiliki hak untuk berpendapat dan dan menginginkan agar PWRI tumbuh besar secara sehat ibarat anak sehat dan gak sakitan. begitu ....

    ReplyDelete
  2. KAMIS 11 November kemarin saya ikut menghadiri pertemuan yang dinamai Rakor istimewa Pengurus PWRI Lampung dan Pengurus pWRI Kabupaten se Lampung guna mendengarkan laporan pertanggungjawaban atas kepercayaan dibebankan pundak sejumlah Pengurus Dan akhirul kisah dikatakan bahwa Munas ricuh ... demikian singkat ceritanya. Andai saja itu organisasi non lansia diperlakukan seperti itu oleh pemimpinnya ,,, saya tak tahu bagaimana akhir pertemuan itu. Alhamdulillah utusan Lampung bisa pulang sehat walafiat, itu karena mereka tahu persis bagaimana harus bersikap bijak ....

    ReplyDelete
  3. KALO boleh saya menyimpulkan apa pasal yang dipersengketakan oleh para utusan itu ternyata peserta terbagi dua satu pihak ada peserta yang menginginkan pembaharuan, dan di lain pihak ada peserta yang mempertahankan status quo, tidak boleh ada perubahan karena terasa nyaman dengan situasi yang sekarang. Pihak yang tak menginginkan perubahan didukung sepenuhnya oleh Pengurus domisioner, sepertinya para Pengurus Dokisioner itu ingin tetap berkuasa ... itu kira kira

    ReplyDelete
  4. SEBAGAI pihak yang didukung Pengurus Domisioner maka pihak ini memiliki berbagai kemudahan walaupum harus dilakukan secara terabf terabgan memainkan kecurangannya.

    ReplyDelete
  5. SAYA PUTAR otak ... kan PWRI ini katakanlah sebagai lembaga sosial saja yang diharapkan bisa mengiurusi diri secara mandiri, kecil kemungkinan akan mendapatkan keuntungan yang signifikan. Saya sudah berapa kali putar otak dan masih juga tak mendapatkan jawaban karena memang hanya saya diskusikan sendiri saja ....

    ReplyDelete
  6. PADA suatu saat sampailah saya kepada sebuah kesimpulan yang saya capai dengan cara yang sangat tidak metodologis ... tersebutlah tentang Nenek saya ... Nenek Nenek lah .... nenek orang lain dan Nenek kami bersama ... sebagai cucu cucunya setelah beberapa kali melakukan pertemuan ... sampailah pada suatu kesimpulan ... Rumah Almarhum Kakek harus dipugar ... Joglo yang nagkring di bagian atas rumah sudah sangat lapuk dan di khawatirkan akan menimpa penghuninya ... sementara Sanf Nenek kaya dan tangguh itu tak ingin pindah dari rumah tua itu .... tetapi Sang Nenek yang semula bertahan ,,, akhirnya ngalah juga ... rumah itupun dipugar ... Joglo bagian atas terpaksa dipangkas dan akan dilakukan modernisasi ...

    ReplyDelete
  7. TIBA PADA saatnya pembongkaran joglo rumah tua dilaksanakan. Tidak kurang dari 4mpat orang tukang dipanggil. Tampak Sang Nenek duduk termangu di bawah pohon, tetapi dia tak bersandar, nampak sekali gundah hatinya, saya khawatir apakah Nenek sakit masuk angin kelamaan duduk di luar ... tetapi dia biolang tida .... aku sehat sehat saja ... tetapi nenek seperti tak berdaya.

    ReplyDelete
  8. DAN sangat mengagetkan ... ketika Joglo berhasil dilepaskan tiba tiba si Nenek menjerit tak tertahankan ... semua kami terkejut ... kami cemas jangan jangan Si Nenek terkena lemparan potongan kayu secara tak sengaja mengenai Nenek ... atau ... si Nenek terturuk potongan paku bekas menembus kasutnya. Tetapi ternyata tidak ...

    ReplyDelete
  9. SETELAH diusut melalui dialog yang panjang ... baru ketahuan Si Nenek bahwa tangisnya itu karena Dia terpukul rasa sedih ketika diturunkannya bagian terakhir dari Joglo rumah yang dibangun oleh Suaminya tercinta .... karena dalam hati kecil Dia ternyata tak rela Joglo itu diturunkan ... tetapi Dia tak memiliki kekuatan dan alasan untuk mencegahnya ....

    ReplyDelete
  10. TIBA tiba saya ingin mengaitkan bahwa terbelahnya peserta Munas ini penyebab Pokoknya adalah perkara nama PWRI ... khususnya kata kata Wredatama .... ada pihak yang sangat tidak menyukai upaya upaya menghilangkan atau mengganti kata Wredatama .....

    ReplyDelete
  11. Jika Nenek keberatan Joglo buatan suaminya di rubah karena lapuk, secara berulang ulang mendiang Kakek menceriterakan susahnya perjuangan mendirikan Joglo di atas rumah kebanggaannnya itu .... beliaupun berulang ulang menceriterakan makna filosofis bangunan jiglo itu ... nenek menangis tertahan tahan bila teringat Almarhum Suami yang sangat dibanggakannya itu. Ya ... cara berfikir si Nenek kami memang sudah tak sesuai dengan perkembangan zaman Namun Nenek tak akan mampu menerimanya sevara sukarela ... hatta joglo buatan Kakek itu telah digantikan dengan bangunan modern bercorak lain ... kehadiran bangunan itu serta pilihan warna cat oleh anak Bungsu si Nenek yang serasi dengan lingkungannya ... Rymah Kakek itu memang diapit oleh dua rumah modern ... kini rumah itu menjadi sangta serasi dan mengundang decak kagum, bagi siapapun yang memandangnya.

    ReplyDelete
  12. SAYA juga teringat dengan sebiah lagu yang terbilang potongan potongan lagu itu saya lantukan sekalipun tidal konsekuen irama dan nadanya ... tetapi saya sangat menghayati makna lagu itu ... Tetapi yang ingin saya katakan ... kepada semua ... toh tang yang begini lebar ... tisak wajib harus ditanami bunga Flamboyan seluruhnya .... memang jadinya bukan lagu Kbun Flamboyan ... tetapi kebun bunga .... dengan keanekaragamannya.

    ReplyDelete