Thursday, December 5, 2019

JANGAN MALU BELAJAR KEPADA GERUNG


ROCKY GERUNG itu orang hebat, harus diakui. Walau gelar akademis hanya S1, Fakultas Budaya Jurusan Filsafat UI. Tetapi dia yang berjasa menyusun Kurikulum S3 Jurusan Filsafat di UI dan terpaksa sejumlah  mata kuliah wajib bagi S3 diajarkannya sendiri karena tak ada dosen lain yang sanggup mengampunya, Terpaksa Roky Gerung yang mengajarkannya, dan dia mengabdi pada Fakultas itu selama selas tahun, tampa mengambil serupiahpun honornya yang disediakan oleh Fakultas itu.Para Profesor di Fakultas itu sangat biasa menyapanya Pak Prof,
Ditanya kenapa Ia tak menyelesaikan Study S3 nya, apalagi ada Perguruan Tinggi di luar yang mengundangnya untuk menyelesaikan S3 nya, dan itu kebanggaan bagi PT bersangkutan manakala Rocky Gerung tercatat sebagai alumni pada Universitas tersebut. Karena mereka tahu bahwa Rocky Gerung itu sangat pantas disebut Filosof ternama abad 21 di Indonesia.Beliau mengatakan saya bukan tak mamu meraih gelar Doctor, tetapi saya memang tak mau.  Sejatinya banyak pihak yang harus belajar kepada beliau, apalagi akhir akhir ini umumnya lawan diskusi menjadi pecundang dalam berdiskusi, karena mereka rata rata kualahan untuk menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya yang dikemukakan oleh Gerung dalam berdiskusi, orang yang tidak mampu mengaitkan satu variabel dengan variabel lainnya disebut dungu, kata Gerung.




ROICKY GERUNG menjadi hebat dan tersohor adalah karena beliau memiliki kemampuan membaca cepat, sehingga banya literatur yang mampu diselesaikannya dalam membaca. sedang bagi yang memiliki kemampaun membaca cepat makadapat dipastikan akan keterbatasan jumlah literatur atau reverensi yang dibaca. Keterbatasan kita membaca reverensi dan literatur lainnya akan mengakibatkan kita mengalami keterbatasan dari demikian banyak dari variabel variabel yang bermunculan di dalam suatu diskusi atau seminat.

Keterbatasan pemahan terhadap variabel yang nubcul  dalam suatu diskusi, dan pada saat tersudut dalam berargumentasi. Sudah berjalan berapa lama ini bangsa Indonesia banyak menggunakan power kekuasaan untuk mngatsi berbagai perbedaan, lawan diskusi selama Orde lama dan Orde baru dibungkam dengan kekuasaan. Sebenarnya ada secercah harapan bagi Bangsa ini ketika kita memasuji era reformasi. Tetapi setelah mereka menghindari revolusi, nyatanya kita seperti bersepakat untuk kembali ke sistem Ortde Lama dan Orde Baru ditsandai dengan sikap otoriter para Penguasa.

Kali ini para penguasa akan diuji dengan momentum keberanian Rocky Gerung berpendapat, lalu nanti kita akan dipertontonkan bagaimana para penguasa akan bersikap, dan akan pula berarti sedang dalam posisi mana kita sebenarnya sedang berada. Kita akan kembali kepada sistem otoriter manakala kita tak mengakui kelemahan kita dan tak ingin belajar dan lebih banyak.

No comments:

Post a Comment