Monday, December 2, 2019

GUS MUWAFIQ : MASA KECIL MUHAMMAD TAK BAHAGIA ... ?

SEBAGAI SESEORANG yang sempat dididik di Madrasah yang dikelola orang NU saya akrab dengan kegiatan besar gesaran setiap peringatan Maulid Muhammad SAW, beberapa kali saya terpilih sebagai salah satu siswa yang berpidato yang kontennya riwayat maulid, pasti saja naskah pidato disusun oleh Ustad kami. Di mata kami sebagai siswa kelahiran Nabi Muhammad adalah sesuatu yang luar biasa. Cinta kami kepada beliau setiap tahun tersirami hingga subur. Jelas saja mengejutkan seseorang yang yang menyandang gelar Gus yang mengatakan tak ada sesuatu yang istimewa terkait masa kecil Nabi Muhammad, masa kecilnya sangat tak terurus, Ia diterlantarkan oleh Kakeknya sehingga tampiulan anak kecil ini tak sebagaimana anak anak kecil lainnya pada saat yang nampak segar dan manrik untuk dipandang, karena mereka masih memiliki orang tua. Aduh Gus ... kamu menghina Nabi Kami yang sejak Madrasah Ibtidaiyah kami dididik untuk mengagungkannya. Aku benci kamu Gus .... ! Kamu menhina junjungan Kami.



Namanya Gus Muwafiq, saya kurang terampil berbahasa Jawa jadi jadi tidak tercatat sebagai pendengar setia ceramah Gus yang satu ini. Tapi saya sangat gampang mengingatnya, karena Gus yang satu ini berambut gondrong ala artis jamannya Kos Plus tempo dulu. Karena saya sempat mengidolakan artis gondrong maka dengan mudah saya dapat mengingat Gus Muwafiq.Dan dia berada di deretan artis terkenal itu gondrongnya.

Sepengetahuan saya tak mudah seorang santri menyandobg gelar Gus. Gus Itu singkatan dan Den Bagus, yaitu gelar yang disematkan kepada seorang santri yang hapalan al-Quran dan hadistnya hampir menyamai kiyayi, yang mampu meluruskan ketika Sang Kiyai pura pura lupa hapalan hadist dan firmannya. Belum tentu setiap tahun akan muncul Gus yang baru. Jadi gelar itu sangat dihormati, sebagai seseorang yang pernah bergabung di Madrasah milik orang NU saya memiliki kesangghupan menyesuaikan diri dengan tradisi itu. Gus adalah orang yang layak saha hormati.

Saya masih berusaha untuk menghormati Gus Muwafiq ketika ketika acungan jempol ditujukan kepadanya dari para pendekar KPK yang kini sedang didominasi non Muslim itu. Tetapi saya kecewa dengan KPK yang serta merta melecehkan Ustadz UAS dan bahkan berencana akan mengusut kehadirannya di rumah Ibadan milik KPK. Tetapi saya sangt kecewa ketika Gus Muwafiq melecehkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW karena sejak kecil kami dididik untuk memulyakannya.

Muncul tandatanya besar atas kelakuan Gus Muwafiq, ketika iya mengidolakan para artis penyanyi era Kosplus, biarlah. Ketika KPK melecehkan UAS dan memulyakan Gus Muwafiq, saya tak menyalahkan Gus muwafiq. Tetapi ketika Gus Muwafiq mengikuti jejak Bu Sukmawaty melecehkan Nabi Muhammad, saya kecewa, saya marah, dan bahkan saya benci. Jika tidak bersikap seperti itu saya takut disekelompokkan oleh Allah di barisan Sukmawatii.

Bicara masalah hapalan hadis dan al-Quran, saya tidak ada taik taiknya dibanding Gus Muwafiq. Tetapi maaf saya memposisikan sebagai seseorang yang kecewa dan marah bahkan benci kepada Gus Muwafiq - Sukmawaty dan banyak lagi yang lainnya yang memiliki kegemaran melecehkan junjungan kami Nabi Muhammad SAW.  Wallohua'lam bishowab.  


No comments:

Post a Comment