Sunday, January 6, 2013

Tujuh Kiat Meniti Karis Kedua

HERU LEGOWO Jumat Legi, 13 Mei 2011 menjadi hari dan tanggal yang bersejarah. Hari itu SK Pensiun keluar. Sebenarnya itu hal yang biasa saja. Dulu ketika saya mendengar rekan-rekan yang lebih dahulu pensiun menerima SK, rasanya biasa saja, tetapi tidak kali ini. Tiba-tiba saja ketika kenyataan ini tiba di depan mata, saya merasa ada sedikit rasa mencelos. Jadi beginilah rasanya pensiun? Setelah bekerja 35 tahun lebih, sampailah pada batas akhir masa pengabdian. Alhamdulillah atas ridha Allah Swt, saya dapat menyelesaikan dan menjalankan tugas dengan “selamat”. Sekarang tinggal menata diri, menyesuaikan diri dengan masa karier ke dua ini. Bagaimana tetap memiliki kegiatan untuk mengisi penanggalan yang sudah merah semua setiap hari nanti? Pensiun sering dikatakan sebagai karir kedua, second carrier. Untuk menghadapi masa itu, saya fikir ada beberapa hal yang mesti dilakukan. Pertama, harus ada cara baru dalam menjalaninya. Setiap ada perubahan, maka cara menjalankannya juga mesti berubah. Yang jelas, harus ada suatu kegiatan yang menjaga agar aktivitas fisik dan mental tidak berhenti mendadak. Harus ada proses dan penyesuaian. Yang ke dua, adalah pentingnya membentuk lingkungan dan teman-teman “baru”. Ketika pensiun, yang pasti adalah akan kehilangan teman-teman. Ketika tidak “ngantor” lagi, dan dapat menikmati waktu penuh di rumah. Dalam beberapa minggu mungkin enak dan nikmat, tidak dibebani tugas dan pekerjaan yang menumpuk. Hanya saja, jika terlalu lama sendirian, tidak lagi bersama dengan lingkungan dan teman-teman yang memiliki frame berfikir yang relatif sama dan setaraf, maka hampir pasti akan terasa ada sesuatu yang hilang dan perasaan kosong. 1306392582876701645Jadi rasanya dari sinilah penyesuaian yang sebenarnya harus dilakukan. Perlahan tetapi pasti, harus dicari teman dan lingkungan untuk sharing, berbagi dan curhat. Wajarlah jika kemudian terbentuk kelompok dan perkumpulan para pensiunan, karena disitulah menjadi ajang saling menyapa dan merasakan situasi yang sama. Ke tiga, bersikap positif. Menjadi tua dan menyiapkan diri menghadapi dan menjalani masa tua adalah suatu hal yang pasti akan terjadi, dan tidak terhindarkan. Episode ini mesti disikapi dengan positif, bahwa semuanya pasti akan mengikuti daur kehidupan yang pasti. Tidak perlu berkecil hati, pesimistis dalam menghadapi masa kedua ini. Ke empat, adalah mengenai kesehatan. Sebelum berfikir yang lainnya, mulai sekarang yang harus dijaga dan dipertahankan adalah kesehatan! Pada masa pensiun, sehat adalah hal yang sangat berharga. Bukan hanya karena biaya berobat yang mahal, tetapi juga sehat adalah sarana utama untuk menikmati masa tua. Sehat menjadi dambaan semua orang tua. Jika sehat, semua hal positif akan datang dengan mudah. Ini semua akan berujung kepada rasa bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah Swt. Yang ke lima, memiliki kegiatan yang rutin. Ini penting, diantaranya adalah kegiatan untuk menjaga kejernihan pikiran dan mempertahankan kebugaran fisik. Kegiatan yang bersifat rutin ini perlu dilakukan agar tidak loyo, tidak memiliki determinasi dan akhirnya menjadi pikun. Astagfirullah. 13063919231616505499Yang ke enam, bersikaplah lebih bijaksana dan menerima masa tua ini sebagai suatu hal yang pasti. Masa “kejayaan” perlahan-lahan tetapi pasti, terus menjauh. Anak-anak sudah menjadi besar, dan mereka sudah sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Dan kita akan sendiri. Harus pandai mengelola kesendirian dan semua keterbatasan yang sekarang ada. Yang terakhir, mengasah spiritual dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ini hal positif yang barangkali pada waktu kita aktif bekerja sedikit terlupakan. Kini saatnya untuk melatih dan mengolah rasa dan kemampuan spiritual. Menjadi orangtua yang bijaksana dan menjadi tempat bertanya. Pengalaman masa muda, mencecap asam garam kehidupan, jatuh bangun mengejar cita-cita adalah bahan-bahan yang berharga bagi anak muda untuk dipelajari sebagai studi kasus. Dan sekarang waktunya untuk mengasah kemampuan lain yang barangkali masih terpendam, yaitu spiritual. Mengapa? Karena memiliki lebih banyak waktu untuk merenung dan mengevaluasi masa silam dan mengambil hikmah dari semuanya, baik yang positif dan yang negatif. Dan mempersiapkan diri menjelang batas yang sudah ditentukan oleh Allah Swt. 13063919751053698382 Menyentuh langit menyapu bumi Akhirnya, begitulah kira-kira 7 kiat dalam menghadapi masa karir kedua versi saya. Bagi bapak dan ibu yang sudah pensiun, mungkin dapat ditambahkan beberapa hal untuk menjadi tambahan masukan bagi sesama pensiunan. Bagi yang masih muda atau yang akan pensiun, sekarang tulisan ini barangkali hanya menjadi bahan bacaan belaka. Yang harus anda ingat suatu saat nanti anda semua Insya Allah akan mengalami masa pensiun, dan menjalani karir yang kedua. Tulisan ini mudah-mudahan menjadi pengingat agar suatu saat nanti, anda tidak kaget karenanya. Semoga Allah Swt selalu melimpahkan rakhmat dan ridhaNYA kepada kita semuanya, agar kita semuanya tetap menjadi insan yang bermanfaat seperti fitrah kita menjadi khalifah Allah Swt di dunia. Amin Ya Robbal Alamin. (Kompasiana)

No comments:

Post a Comment