Saturday, March 31, 2018

MUSPROV IX PWRI LAMPUNG BERJALAN LANCAR

Alhamdulillah akhirnya Musprov IX PWRI Lampung tahun 2018 akhirnya terselenggara dengan lancar. Musprov berdasarkan AD/ ART PWRI yang merupakan Persatuan Wredatama Republik Indonesia adalah merupakan Forum Pengambilan Keputusam tertinggi di Tingkat Provinsi di lingkungan Wadah Tunggal Pensiunan PNS secara International itu berwenang mendomisioner Kepengurusan secara periodik lima tahunan, selain juga memilih Pengurus Baru, Menyusun Program Umum dan Masalah Kewanitaan yang lazim disebut Kerta, maka dalam Murprov juga ditentukan garis kebijaksanaan Organisasi melalui Sidang komisi I. yaitu Komisi Keorganisasian.


Selain Penerimaan Laporan pertanggungjawaban dan Pemilihan Pengurus Barumelalui Pemilihan Formatur maka Murprof juga mengesahkan Rancangan Materi Sidang Komisi, Komisi I membahas masalah Keotganisasian, Komisi II membahas Masalah Program Umum dan Kpmisi III membahas masalah Program Kerta atau kewanitaan.

Menyadari bahwa persoalan Usia yang sudah tidak muda lagi nampaknya para peserta sidang bersepakat untuk mempermudah dan mempersingkat proses persidangan. Nampak sekali ketika para peserta Musawarah bersepakat menerima  Pertanggungjawaban  Periode terdahulu dan segera didomisionerkan. Dberikan pujian akan  keberhasilannya, dan dimaklumi atas kegagalannya, bukan hanya sampai di situ, juga dimohonkan ampunan atas segala kealpaannya dan diberikan ganjaran atas niat baiknya.


Tidak tanggung tanggung acara yang dihadiri oleh 125 oranmg peserta ini dibuka oleh Gubernur yang menugaskan kepada  Ibu Tresia  sebagai  Staf Ahli di Kantor Gubernur Lampung, Namu resmi sebagai Wakil dari Pemeritahan dan sekaligus sebagai pembina PWRI Lampung. Intinya Gubernur menyarakan agar PWRI memilih kegiatan yang ringan ringan saja, disesuaikan dengan usia  dan diminta bersinerji dengan Program pemerintah daerah. Sementara Pengurus PWRI Lampung menetapkan tema PWRI sebagai Wadah Tunggal Pensiunan.

Apa yang dipidatokan oleh Gubernur jelas berbeda dengan semangat yang semula dimiliki Panitia Penyelenggara sesuai arahan P{engurus Provinsi. Pengurus semulka menetapkan tema " Bekerja Cerdas Dan Ikhlas Untuk Menciptakan Organisasi dan Kepemimpinan Modern di Tubuh PWRI Lampung"  thema ini mengambilarahan dari Munas sebelumnya, sehingga merupakan bagian dari semangat PWRI secara Nasional.

Namunnampaknya Panitia agak kurang sependapat, Panitia menginginkan thema yang lebih menukik dan jelas sasaran agar mudah menindaklanjutinya. Dalam diskusi terbatas gagasan yang muncul adalah agar PWRI ikut memberikan masukan atau pelatihan kepada mereka mereka yang menjelang pensiun agar mempertsiapkan segala sesuatunya jaug sebelum masa pensiun tiba. Pelatihan pensiunan selama ini dilakukan oleh BKD dengan cara memberikan beberapa keterampilan yang dipilih. tetapi sejauh ini pelatihan pensiunan tidak memberikan motivasi dan dorongan untuk lebih sukses di masa pensiunan. Pelatihan bagi pensiunan diminta untuk melibatkan PWRI melalui Instansi masing masing, artinya PWRI tidak terlibat dalam kegiatan administratif dalam pelatihan dimaksud.

Belakangan muncul lagi dikalangan Panitia arahan tema adalah menyangkut dibangunnya Taman Lansia, tetapi Taman Lansia ini selain dalam bentuk Taman dihatrapkan memiliki teknik pengelolaan yang mampu memberikan dorongan dan motivasi utamanya kepada generasi muda untuk memiliki wawasan dalam memeta tahap tahapan kehidupan sesuai dengan pemikiran era millenial, atau generasi kelahiran 1984-1995,  pembelajaran masyarakat era millenial ini terekspressi dalam penataan dan pengelolaan Taman Lansia yang akan dijadikan ajang pembelajaran dan pelatihan.

Pada saat kesepakatan untuk lebih serius dalam mengupayakan terwujudnya Taman Lansia yang nantinya akan dijadikan sekolah alam dengan mengandal site museum yang diperkaya oleh berbagai pengalaman sewaktu masih aktif di PNS dengan berbagai Dinas, Instansi, struktural ataupun fungsional, maka Bismillah  Ketua Panitia meminta disusunkan konsep  Sambutan Gubernur yang mengarah terbentuknya TGaman Lansia.

Nampaknya surat itu tidak ditandatangani dan tak dikirim sehingga yang muncul sambutan Gubernur seperti yang telah disampaikan. Bahkan temapun kembali kepada tema sekiutar sepuluih tahun yang lalu, yaitu PERI adalah sebagai wadah tunggal.  Sehingga akibatnya hasil sidang komisi I menyangkut masalah keorganisasi menjadi sangart tidak relepan dengan smabutan Gubernur. Di satu pihak PWRI akan melakukan sesuatu yang berarti bagi bangsa, bukan hanya bagi PWRI, tetapi di lain pihak meminta PWRI tek perlu memikirkan dan merespon hal hal yang serius.

Namun demikian arahan Gubernur berbeda dengan tiga narasumber dalam penyelenngaraan Musprov ini. Yang pertama Ir. Sutono sebagai pakar perkebunan dan peternakan yang dengan semangat meminta PWRI menjadi sponsor penyelenggaraan Focus Discusion Group (FGD) untuk menghidupkan kloster kolster pembiakan hewan.  Narasumber kedua memberikan info hasil kajian Bank bahwa  usia produktif para PNS mencapai 78 Tahun. Dan Bank Lampung berjanji akan ikut mamfasilitasi pemanfaatan Usia produktif tersebut di atas. Tentu memiliki berbagai persyaratan, dan dimintakan kepada PWRI untuk memberikan kajian persyaratan itu. Pertemuan ini harus kita tindak lanjuti, kata pihak Bank Lampungh.

Justeru yang paling menarik adalah Narasumber internal dari Kerta, bahwa secara diam diam Kerta sebagai Wanita Kertagama telah beberapa tahun ini melakukan pembinaan dan pemmnevrdayaan perempuan dengan program yang mereka namakan Sylver Colage. Yaitu menggerakka para pensiunan untuk memanfaatkan anggota keluarga dan lingkungannya, khusnya wanita untuk melakukan sesuatuyang bermakna khussnya bagi perekonomian keluarga.

Setidaknmya ada beberapa stand mereka dari produksi rumahan yang dikelola oleh para pensiunan Wanita Wredatama.Ini menunjukkan keseriusan  dan sekaligus membantah arahan yang menganjurkan untuk melakukan hal hal yang ringan ringan sesuai dengan usia pensiunan, karena semangat yang ditanamkan selama sepuluh tahunan terakhir ini adalah Pensiun Bukan Akhir dari segalanya. Naskah ini terdiri dari beberapa tulisan opini yang ditulis secara bebas.

No comments:

Post a Comment