Wednesday, November 13, 2019

KEPENTINGAN BISNIS AKAN MENGORBANKAN KEPENTINGAN BANGSA ?

KOMPENI BELANDA yang membuat Bangsa Belanda tercatat secara buruk sebagai Negara penjajah. Kompeni mengngkangi Pemerintah Belanda dalam upaua menguasai hasil bumi danh perdagangan dunia, termasuk diantaranya adalah Indonesia atau Nusantara sebagai bangsa yang paling memberikan keuntungan kepada Belanda dengan keuntungan yang tak terhingga. Yang memang nampaknya dunia bisnis luput dari dunia etika dan moral manakala sudah bergandengan tangan dengan dunia kekuasaan. Tetapi dunia ini mnjadi lumrah untuk menyewakan kekuasaan itu demi kepentingan bisnis, Dan kenyataannya dunia bisnis tak segan segan mengorbankan kepentingan bangsa. Dan itu pulalah mengapa Prof. Machfud MD dikritik habis habisan ketika mereka  mengandeng dunia bisnis untuk melakukan sosialisasiu Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Ideologi Bangsa seharusnya menjadi tanggungjawab Penguasa, tetapi ternyata menggandeng tangan pengusaha untuk bicara atas nama Ideologi Bangsa.Dan tentu saja membukakan keuntungan bagi pengusaha yang digandeng itu, ibarat pemerinrah Belanda bergandengan tangan dengan Kompeni untuk menjajah Indonesia. Itulah contoh yang paling dekat bagaimana ketika kekuasaan bergandengan tangan dunia usaha.



Dunia usaha itu adalah dunia kapital, yang manakala tidak dibatasi oleh regulasi yang ada, aturan yang diberlakukan oleh Pemeruintah, maka dunia usaha itu akan berbuat sekejam kejamnya, demi keuntungan sebanyak banyaknya. Manakala itu yang terjadi makaakan sangat tak sebanding dengan CSR yang diidam idamkan oleh Penguasa, itu kritik Roky gerung yang kerap menyebut para Penguasa dan politisi dungu. Yang hingga kini sulit bagi para  politisi dan Penguasa menghindari gelar yang tak elok itu agar tak melekat pada mereka.

Tetapi entahlah mengapa justeru Pemerintah sangat gemar bergandengan tangan dengan Pengusaha  Terlalu banyak alasan mengapa mereka harus bergandeng tangan dengan pihak yang gemar dan terampil memposisikan doroi sebagai aligarki itu. setelah mereka dekat demgam penguasa, mereka akan mampu menguasai Penguasa. Dana yang besar yang dimiliki oleh pengusaha ibarat gulali bagi penguasa terbilang kecil ditinju dari kepemiliukan modal.

Bisa kita pahami mengapa dulu Muhammad SAW di seting menjadi Saudagar sukses, beliau memberikan contoh bagimana menjadi Saufagar yang bermoral. Ternyata memang dunia bisnis selalu saja kesulitan mempertahan nilai etik untuk menjaga keutuhan bersama. Insting pengusaha adalah meraih untung yang sebesar besarnya, terlebih setelah berhasil menggandeng penguasa, di lain pihak penguasa gemar bermain mata dengan mempersilkana para pemilik modal itu membentuk aligarki.  

No comments:

Post a Comment