Saturday, November 30, 2019

MEMPERSOALKAN HARI AHAD.

VIRAL DI MEDSOS, protes sebagian netizen kepada Ustad A. Shomad karena beliau menganjurkan untuk lebih menggunakan hari Ahad ketimbang Hari Minggu karena karena aslinya Masyarakat dahulu sebelum Kemerdekaan memang menggunakan Istilah Ahad, hari Minggu dipopulerkan oleh Bangsa Penjajah sebagai pengganti hari Ahad (hari kesatu) Senin (hari kedua) Selasa Hari ketiga) Rabu (hari keempat) Kamis hari kelima) Jum'at (sholat Jumat) Sabtu (hari Ketujuh) itu diambil dari angka angka Arab. Maka datanglah Bangsa Penjajah merubahnya, tetapi mereka hanya berhasil merubah satu nama hari yaiti Ahad diganti Minggu, yang artinya Hari Tuhan. Tuhan itu telah bekerja keras selama tujuh hari dan hari ketujuh adalah hari Tuhan untuk beristirahat, itulah sebabnya Hari Minggu dilantunkan Kidung Kidung sebagai kelengkapan dan kenyamanan hari santai bagi Tuhan.(Kitab Injil)



KITA tunggu saja. apakah nanti masalah ini akan berakhir di meja Pengadilan. Ini akan terjadi manakala ada pihak yang ternyata berhasil menemukan delik delik sehingga ucapan UAS bisa dipidanakan, biasanya begitu. Kita tunggu saja. Kita kembali ke Permasalahan. Kalo kuta mengacu kepada nama nama hari yang berlaku umum seperti Sundaym Monday, Tuesday, Wednesdaym Thursday, Friday, Saturday. Nama nama hari itu tercipta pada saat para ilmuan mulai tertarik dan mengagumi benda benda langit, saking kagumnya mereka mulai bertuhan kepada benda benda langit itu, tetapi mereka hanya bertuhan sehari kepada satu Tuhan, besiknya mereka bertuhan kepada Tuhan yang lain, bila sekarang Bertuhan kepada Matahari umapamanya, besoknya kepada Rembulan, lusa Tuhannya lain lagi.

Nabi Ibrahim mencegah itu semua, dan mengajak bertuhan hanya kepada satu Tuhan saja. Allahu Ahad, Gagasan Ibrahim tentu dilanjutkan oleh ummat Tauhid generasi berikutnya, karena apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim adalah petunjuk dari Allah. Nama hari menjadi hari kesatu, Ahad. Hari kedua Isnin, Hari ketiga Salasa, Hari Keempat Arba'a. Hari kelima Khomsah, Hari keenam mestinya Sittah, tetapi karena akan diselenggarakan Jumatan,maka disebut Jum'ah, sedang hari ketujuh disebut Sab'ah atau Sabtu.

Kedatangan Bangsa Penjajah, seperti Portugis dan lain lain, dengan semangat Tri G, yaitu Gold, Gospel dan Glory. Mereka datang untuk berburu emas, menyebarkan agama, dan menancapkan Kekuasaannya. Itu berhasil sukses, hanya menyebarkan agama belum sepenuhnya mereka kuasai karena para ulama di Indonesia sangat aktif, bahkan para ulama berhasil memotivasi Perang Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Salah satu contoh mereka berusaha  berusaha untuk merubah nama tujuh hari itu, tetapi mereka gagal, hanya berhasil mempengaruhi nama satu Hari, yaitu hari Ahad. dirubah menjadi hari Minggu. Yang dalam Bahasa mereka berasal dari kata The Minggos. Lalu UAS bergagasan ingin mengembalikan kata Hari Ahad, atau setidaknya mempopuleritaskanna.

Kalender Jawa nampaknya sulit untuk ikut ambil bagian, karena nama nama hari Jawa tidak memiliki jumlah yang sama, Hari hari Jawa Pon, Kliwon, Legi dan Paing, nama  nama hari Jawa tak mampu menjadi alternatif. Oleh karenanya sulit dicarikan jalan tengahnya. Apakah masalah ini akan diselesaikan dengan menyalahkan USA dengan Cap Ujaran Kebencian, ISIS  ataupun anti NKRI, Cingkrang atau lain sebagainya, memang dibutuhkan waktu dan kerja keras, bagi beberapa pihak terkait. Sebagai pembaca yang budiman kita menunggu dan menunggu. 

Intahlah kapan kita akan merasa damai di negara mayoritas Muslim ini. Namun demikian memang membutuhkan waktu. Islam terusir dari Cordova, terusir dar Filipina membutuhkan waktu berabad abad. Baru berhasil. Entahlah. Tetapi jika dahulu mereka menggunakan Tri G, bisa jadi akan ada Four G, atau 5, 6 atau 7 G. Kita tak tahu, yang paling penting kita tanamkam leimanan di hati sanubari anak cucu kita untuk ikut mendoakan kita ketika kita telah tiada. 

No comments:

Post a Comment