Sunday, February 24, 2019

JANGAN SAMAPAI KEHILANGAN RASA HORMAT KEPADA PEMIMPIN KITA..

RASANYA SUNGGuH KETERLALUAN para netizen pada era sekarang ini yang cenderung mengata ngatai Presiden seenaknya saja, karena seyogyanya Presiden adalah Putra terbaik Bangsa yang terpilih dengan segala keteladanannya. Presiden itu seharusnya menjadi kebanggan kita semua karena berhasil menjadi plindung kita semua, selain pelindung setiap jengkal wilayah tanah air, juga sebagai pelindung guna mewujudkan kesejahteraan sekaligus kebanggan sebagai Warga Negara. Ingin rasanya kita mengusulkan hukuman yang setimpal bagi siappun yang mengeritik dan bahKan meledek Presiden, walaupun bukan sebagai Lambang Negara, tetapi hendknya tetap dijaga kehormatannya sehingga sedikitpun tak ada cacat dan celanya di mata rakyatnya.






Seyogyanya di lain pihak Sang Presiden juga harus menghindari kesalahan sekecil apapun selaku pimpinan demi menjaga kenyamanan dan kebanggan yang dipimpin. Untuk itu barangkali kita boleh menganjurkan agar menghindari kebohongan sekecil apapun, apalagi acara acara kepresidenan itu selayaknya telah dibuatkan dokumennya, dan besar kemungkinan dokumen itu telah pula disebarkan, sehingga sebaiknya bicaralah apa adanya, jangan dibuat buat sebagai pencitraan, karena bila kepalsuan itu terbongkar aslinya maka bukan hanya yang bersangkutan, tetapi justeru yakyat yang dipimpin juga sangat menyesalkan kejadian yang tak mungkin ditutup tutupi itu.

Jika dahulu kala Abu Bakar Siddiq  dan Umar Bin Khattab banyak melaukan sendiri ketika memberikan bantuan kepada ummat yang dipimpinnya. Karena mereka berdua terbiasa menyambangi ummat secara diam diam di tengah malam untuk memastikan apakah ummatnya bisa tidur dalam keadaan perut kenyang. Lalu tak segan segan Khalifah mengangkat sendiri gandum untuk diberikan kepada mereka yang kurang baik nasibnya, utamanya para janda.

Tetapi semua orang tahu bahwa Presiden tak mungkin melakukan itu persis seperti yang dilakukan oleh Umar Bin Khottob, karena kemanapun Presiden apalagi di tengah malam buta seperti yang diakuinya, berjalan hanya berdua dengan supir untuk memastikan keadaan para nelayan dalam melaut. Paspampres akan dipersalahkan atau bahkan mungkin teguran dan hukuman manakala ketahuan membiarkan Presiden berjalan sendiri didampingi supir, sekalipun Presiden memiliki keberanian untuk itu, karena perjalanan Presiden memiliki SOP dalam melaksanakan kegiatan Ke[presidenannya.

Lupakan saja puji pujian staf yang menyamakan Presiden dengan Umar Bin Khattab, karena sistem Pemerintahan kita sekarang berbeda dengan sistem yang dianut dahulu pada era Kekhalifahan. Terlepas dari sistem kekhalifahan ataupun sistem demokrasi republik, tetap saja tuigas pemimpin itu setidaknya adalah (1). Sebagai pemimpin maka lindungilah semua pengikut, (2) tugas berikutnya cerdaskan dan sejahterakan para pengikutmnya, (3) Bangunlah pemikiran dan kepercayaan pengikut. Oleh karenanya hindarilah kebohongan sekecil apapun, karena akibat dari kebohongan yang dilakukan pemimpin itu adalah hilangnya kepercayaan dan itu adalah kehilangan segala galanya, bahkan kehancuran sedang menanti.

No comments:

Post a Comment