Friday, February 2, 2018

PERCERAIAN ZAMAN NOW

Peceraian antara suami isteri zaman sekarang ini tidak berarti telah terjadi keridakcocokan antara pasangan suami dan isteri. Setidaknya hal itu dipertunjukkan oleh seorang mantan Perdana Menteri Thailand Taksin Sinawatra yang telah berhasil mengelabuhi masyarakat dengan kesepakatan mereka berdua untuk tidak melanjutkan ikatan perkaweinan mereka. Banyak rakyat Thailan yang menyayangkan terjadinya akhir perkawinan orang terhormat tersebut, Apalagi tokoh yang genar pencitraan ini sempat harum namanya, tentu saja ada deraian tangis yang berkepanjangan, walaupun belakangan ketahuan bahwa perceraian itu semata taktik beraka, alias sandiwara kelas tinggi.

Perceraian Taksin Sinawatra justeru harus diartikan perpaduan yang meningkat, karena perceraian diatur sedemikian rupa sehingga sejumlah harta hasil korupsi yang dituduhkan kepada sang tokoh bisa terselamatkan karena perceraian tersebut, barangkali di adat merekatidak didapatkan istilah harta gono gini seperti adat Jawa, sehiungga harta milik isteri tak dapatr dganggu gugat dengan tuduhan yang ditujukan kepada suami.  Bisa saja akal bulus Taksin dengan cara akting yang tinggi, skenarionya adalah penyelamatan harta.

Semenjak ada pencitraan, maka akting yang diperankan oleh para pejabat menjadi jamak, walaupun ada yang dibuly abis, tetapi ada yang dipuji puja karena aktingnya mengena.  Yang ingin saya sampaikan adalah saran kepada para rakyat agar adil dalam menilai para pemimpin, jangan sering menjatuhkan vonis mendahului persidangan.



Jangan biasakan membuly mantan pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama, Ulama dan lain sebagainya. Bersabarlah nanti pada saatnya Pengadilan menyimpulkan. Terlebih menyangkut ulama, ulama dalam struktur masyarakat Muslimadalah jabatan yang tertinggi dari jabatan apapun, manakala ada pihak baik itu masyarakat dan apatah lagi pejabat penegak hukum manakala membuly ulama maka dipastikan akan membawa i,bas bahkan akibat langsung yang sangat mengerikan. Dalam agama Islam ulama yang paling dibenci oleh Kafir, Yahudi dan Nasrani justeru adalah ulama yang terbaik di mata Allah.

Perlakukanlah Ahok secara adil, sebagai wujud dari masyarakat bangsa yang beradab dan berbudaya tinggi, yang akan selalu berpihak kepada kebenaran, darimanapun kebenaran itu berasal. Jangan diteruskan memberikan penilaian buruk kepada ulama tampa melalui proses persidangan yang benar benar sesuai dengan aturah hukum yang berlaku. Sementara Pemerintah harus benar benar menegakkan hukum secara adil, karena ketidak adilan yang dipraktekkan oleh Pemerintah adalah merupakan acaman akan terpecahnya bangsa yang sama sama kita cintai ini. Lain Thailand lain Indonesia, karena perceraian di sana ternyata memiliki intrik politis, sebagai perceraian zaman now, sementara bangsa kita adalah bangsa yang beragama.

No comments:

Post a Comment