Friday, February 2, 2018

ZAMAN EDAN, ULAMA SEMAKIN TERANCAM

SAIKI ZAMAN EDAN, Ulama semakin terancam ? Belum tentu ... !, tetapi tak salahnya waspada. Masih ingat dengan novel Baswedan yang disiram dengan air keras, sepulang sholat subuh di Masjid, dekat rumahnya. Sejumlah orang yang sempat ditangkap segera dilepaskan kembali, walaupun kendaraan mereka teridentivikiasi oleh masyarakat, dan ciri ciri pelakupun terkumpul, tetapi itu semua belum banyak membantu kerja Polisi untuk menemukan pelaku selain kasus salah tangkap yang semakin membuat persoalan ini semakin kabur, Novel Baswedan adalah penyidik KPK yang sangat berpengalaman.

Kini ancaman sudah beralih ke ulama, entah mengapa dua ulama telah gugur di tangan seseorang yang diduga stres dan bahkan gila, atau setidaknya tidak waras. Yah memang sudah lama disebutkan oleh mereka terdahulu bahwa sekarang ini zaman edan "Saiki Zaman Edan" kata tokoh 'kaweruh'  menggambarkan ketidak amanan pihak pihak tertentu, hanya saja kini tibalah saatnya ulama yang terncam, oleh zaman edan itu.

Ustadz Proawoto Lasykar Persatuan Islam (Persis) diumumkan telah meninggal akibat dianiaya oleh seseorang yang diduga gila dengan menggunakan linggis, seperti juga yang dialami oleh seorang ulama yang tinggal di Sentiong Cicalengka. Demikian banyak kisah yang menrpa para ulama ini, mulai dari upaya penembakan, pembakaran kendaraan, kriminalisasi, penggerudukan atau pembubaran pengajian dan terakhir adalah kasus pembunuhan, yang terakhir justeru dilakukan oleh orang gila. Tentunya tak satu pasalpun bisa menjerat yang bersangkuta.



Setelah ulama ada yang dituduh terlibat ISIS, ada yang difitnah dan dikriminalisasi, ada ulama yang digrudug ketika sedang dan ada juga yang baru akan menyampaikan tausiyah,  tidak hanya itu, kini dua uilama telah tewas bukan lagi dilakukan oleh kelompok yang jelas jabatannya, jelas organisasinya, dan jelas pula uniformnya. Terlepas dari alasan mereka melakukan itu semua. Kini muncul mereka yang tak memiliki identitas yang jelas, mereka dianggap stres dan bahkan gila. Tetapi ada dua ulama dan aktivis Islam tewas terbunuh secara keji. Nampaknya aparat kemanan betul bertulsedang kuwalahan, dan tak cukup mampu meliondungi warga sekaliber ulama sekalipun.

Menurut ajaran IOslam Ulama itu adalah pewaris Nabi. Dengan demikian jabatan ulama itu adalah merupakan jabatan yang paling tinggi menurut ajaran Islam. Seseorang disebut ulama setelah memiliki disiplin ilmu secara benar dan liner, atau dalam istilah komunitas Islam keilmuannya memiliki nasab yang jelas, baru disebut ulama, artinya memenuhi sejumlah kreteria, termasuk diantaranya telah melaksanakan ajaran ajaran agama serta beraktivitas membimbing ummat. Sehingga jabatannnya agar beberapa derajat di atas 'aabid, atau ahli ibadah. 'aalim atau ahli ilmu atau ulama derajatnya di atas 'aabid ahli ibadah. Dengan demikian ulama itu sejatinya adalah tokoh yang sangat dihargai dalam strata komunitas Musliom.

Peristiwa pembunuhan keji terhadap ulama itu mengingatkan kita dengan berbagai pristiwa yang menimpa ulama bahkan banyak yang bersama santrinya, termasuk diantaranya yang dimasukkan ke dalam sumur yang dikenal oleh masyarakat sebagai sumur beraka. Ya ... PKI pada saat itu benar benar merupakan ancaman bagi ulama, bukan hanya ancaman kosong, tetapi memang memakan kurban yang mencapai ribuan orang para ulama bersama santrinya di masukkan secara bersama ke dalam sumr hingga tewas di dalamnya.

Bukan tidak mungkin ketidak harmonisan antara Pemerintah dengan sebagian Ulama  semenjak penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI beberapa waktu yang lalu, justeru dimanfaatkan oleh kelompok kelompok tertentu untuk memancing di air keruh. Untuk itu maka ummat harus waspada. Bantulah para ulama itu dalam mengamankan diri mereka yang pada saat ini sedang terancam itu. Tidak banyak ulama yang memiliki sahabat yang bersedia memberikan pengawalan, justeru yang terbesar dan terbanyak adalah mereka keluar rumah tampa pengawalan. Dan yang paling rawan diantaranya adalah ketika ulama akan keluar menuju masjid atau pulang dari masjid diwaktu subuh, ketika seperti apa yang dilakukan Novel Baswedan, yang disiram air aki ketika sedang berjalan pulang dan sholat subuh di masjid. Wsapadalah.  

No comments:

Post a Comment