Tuesday, May 21, 2019

BERAKTIVITAS MALAM MALAM...




SEPERTINYA ada yang menggerakkan banyak orang desa yang menanam rambutan di tahun itu, sayapun tak tahu dari mana mereka dapat bibit. Berapa tahun kemudian rambutan itu m\mulai berbuah, pohonnya pendek pendek gampang dipetiknya. Tangan jahil anak anak nakal yang senang keluar di malam hari seperti mendapatkan dutrian runtuh layaknya, mereka memetik rambutan itu di malam hari, pintar mereka buah rambutan tak dibikin habis, dipilih yang matangnya saja, itupun hanya sebagian saja, agar yang empunya mengira rambutan dicuri kalong, dan yang paling penting, siempunya pohon, bisa makan lebih banyak. Itu Komitmen kami.

Gak nyangka pemikiran nakal seperti itu dijiplak Pemerintah dalam  Mengelola Negara, Pemerintah mengumumkan kenaikan listrik, BBM atau mungkin juga yang lainnya malam hari. Terakhir KPU juga mengeumumkan hal penting justeru disaat senyam para penduduk sedang tertidur pulas. kelakuan peresis seperti anak anak maling rambutan di kampung.

Jujur, waktu kami memetik rambutan malam harim keesokan harinya dada kami berdegup kencang ketika kami lalu di depan rumah Pemilik Rambutan, karena kami merasa salah. Tetapi berbeda dengan Pemerintah dan KPU justeru ingin menuntut diakui sebagai cerdas, jujur dan sekaligus adil, dan layak disebut  pengamdi bahkan pahlawan.




KPU dan Pemerintah bukan saja tak ingin dipersalahkan, tetapi justeru menuntut diakui sebagai pejuang. yang wajib dimuliya\kan, itu sangat memungkinkan karena mereka sendiri yang membuat peraturan, Sudah menjadi rahasia umum bahwa KPU jaman Orde Baru itu culas, lalu banyak para tokoh Bangsa yang menilai bahwa KPU di tahun 2019 ini, setidaknya Keputusan Bawaslu telah dipukulkan bahwa KPU melakukan sejumlah kesalahan, tetapi ternyata Keputrusan Bawaslu tak kunjung ditindaklanjuti, dan juga kurang ada komunikasi yang baik.

Kalau kami dahulu adalah terkategori kenakalan remaja, yang kenakalan kami seperti itu terhenti ketika kami mulai mengenal asmara, kami berubah, tak lagi memetik rambutan orang lain, lantaran siempunya nya memiliki anak gadis yang kebetulan berbakat mnjadi kembang desa. Kebiasaan buruk memetik rambutan milik orang lain dn Di Malam Hari Pula kami tinggalkan, kami lebih suka pandai bermain gitar, atau pandai menyanyi dan lainnya, agar disujai banyak orang.

Tetapi kenakalan KPU yang seperti sepakat kita memaki maki KPU di zaman OrBa, tetapi hingga sekarang selalu berlangsung, justeru bertambah parah. Memang dibutuhkan sesuatu yang luar biasa, tetapi kita tak tahu. tetapi yang pasti yang dibutuhkan adalah ditegakkannya rasa malu. Dahulu di zaman Orde Baru para tokoh seperti memiliki kesepakatan untuk curang. Kesepakatan yang sangat memalukan. Kecurangan yang sudah menjadi rahasia umum.

Bila penyakit itu kini kembali kambuh, bisa jadi karena kita telah kehil;angan rasa malu. Kecurangan kita anggap sebagai hal yang biasa, sehingga protes atas kecurangan tak menjadi prioritas untuk di jawab. sekalipun di jawab itu dijawaba dengan setupan stupan yang mungkin awalnya kecil, tetapi lama lama letupan besar.  Itukah tumbalnya.

No comments:

Post a Comment