Tuesday, May 7, 2019

PROVOKASI CARA HERDROPRIYONO.

SUKSES PROVOKASI sebelumnya kini muncul provokasi kedua atau lanjutan tetapi kini semakin mngerucut ditujukan kepada warga keturunan Arab. Sebelumnya politisi Pensiunan militer yang kurang sukses ini melontarkan issue bahwa sejatinya Pilpres 2019 ini bukan antara antara Jokowi - Ma'ruf Amin versus Prabowo Sandi, tetapi hakikatnya adalah persaingan kontestasi antara Pancasila dan Khilafah. Jokowi Pancasila dan Khilafah itu Prabowo. Walaupun beliau adalah seorang Profesor tetapi secara akademis itu tak mutu, namun karena provokator itu dari politisi biasanya pengaruhnya lebih signifikan. Tetapi ibarat dalang Hendro Politisi yang tak pernah kehabisan akal. Sekarang keturunan Arab yang jadi sasaran tembak. Mereka dicap sebagai provokator, kini sedang diuji oleh publik mana lebih provokator antara Keturunan Arab dengan Profesor Hendrapriyono. Tinggal saja menantikan hasilnya, pinjam istilah Gerung, kita akan mertambah dungu atau mampu berfikir sehat dengan prang provokator antara keturunan Arab dengan Hendro.


-




KALAU BOLEH SAYA berpendapat bahwa yang membuat banyak orang pusing adalah Rocvky Gerung, karena dia yang mengatakan bahwa sumber hoax itu adalah penguasa, maka dalam hal ini termasuk diantaranya adalah orang orang dekatnya penguasa. atau memangku kekuasaan, akibat dari apa yang diucapkan Gerung dan atak ada Pemerintah atau Penguasa yang membantahnya, seolah apa yang dikatakan gerung itu benar adanya. Mari kita perkecil saja persoalan ini yaitu antara Keturunan Arab dengan Hendropriyono.  Walaupun sangat tak sebanding menghadap hadapkan antara Hendropryono dengan Keturunan Arab yang sangat jauh dari pusat Kekuasaan di Indonesia itu, jika seandainya Rumus Gerung yang dipakai maka, Hendropriyono lebih dekat dengan hoiax ketimbang keturunan Arab. Dan rumusnya Gerung itu adalah musuh tersendiri bagi Politisi semacam Hendro.

Posisi orang Arab itu terlanjur mulia di mata masyarakat utamanya Islam atau pihak lain yang pernah berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia. Selnajutnya umumnya mereka hanya bergerak di bidang dakwah Islam saja sebelum Ahok melancarkan politiknya. Tradisi cium tangan kepada Ulama Keturunan Arab itu akan sulit bila Hemdro akan meminta ummat Islam akan cium tangan kepada orang orang Keturunan China. Walaupun belakangan kita terhenyak melihat Santri Cium tangan Hari Tanu Politisi keturunan China yang gemar memberikan bantuan kepada Pimpinan Pesantren  sekedar pamer keantunan kepentingan Pilpres dan Piliuhan Lgislatif.

Nanti akan diuji kebadian kesantunanya itu apakah masiyh akan berlangsung seusai Pilpres dan Pilkada ini, jika masih rajin singgah ke Pesantren maka berarti asli, tetapi jika terhentimaka itu sekedar pencitraan. Hanya strategi untuk ngibul saja, Itupun membutuhkan kesaksian selama berabad abad, seperti konsistensi Warga Keturunan Arab dalam berpegang kepada ajaran Islam.

Sudah terlalku banyak jasa yang ditunjukkan oleh pendatang Arab dan tak sebanding dengan jasanya pendatang China, kecuali keberhasilan pendatang China menguasai ekonomi di Indonesia juga ingin dicatat sebagai bakti kepada Ngeri Indonesia, seperti juga sering mereka teriakkan sebagai NKRI Harga mati. Sejumlah gedung gedung menjlang tinggi dan sejumlah perusahaan dan pabrik pabrik juga sebagai bukti bakti mereka bila kita sepakat umtulk megatakan itu sebagai bakti kepada Negara RI. sehingga Bangsa ini berkesempatan  menikmati kekayaan negeri dan berhasil menghambat keluarnya kekayaan negeri unuk dinikmati asing secara curang.  Barangkali mereka juga pada saatnya layak disalami dan dicium tangan mulyanya.

Saya bergembira Hendropriyono menyerahkan ini kepada Lemhanas, karena banyak yang terkejut dengan ucapan Hendro yang demikian bagus, yaitu bahwa negeri ini harus dipimpin oleh keturunan asli pribumi Indonesia. Ini sebuah perjuangan berat, karena banyak pihak yang menganggap bahwa dosa Henropriyono cukup besar. Padehal semangatnya untuk membela pribumi asli sangat mulyanya.

No comments:

Post a Comment