Sunday, February 16, 2020

GENDERANG PERANG KEPADA ISLAM DI LUAR NU DAN MUHAMMADIYAH DITABUH KETUA BPIP

TAK PENTING mempertanyakan agama yang dianut oleh Yudian, dia itu penganut Pancasila, atau setidaknya meleset sedikitnya sebagai penganut Komunis. Jika kita memperhatikan kalimat awalnya tak sepenggal katapun itu terkait dengan agama lain selain agama Islam, yang merasa mayoritas padehal sesunggunya minoritas. Hanya NU dan Muhammadiah saja yang berhak merasa senabai mayoritas, sedang di luar itu hakekatnya minoritas, dan itu merupakan sumber keributan, kesimpulan yang muncul tiba triba dikatakan bahwa Agama dalam hal ini Islam di luar NU dan Muhammadiyah adalah musuh Pancasila. Itu setidaknya pemahaman mayoritas ummat Islam terkat genderang yang ditabuh Prof. Yudian Wahyudi Ketua BPIP.



Kita faham bahwa maksud dari Prof. Yudian Wahyudi tak lain tak bukan adalah agar terjadi perpecahan antara NU dan Muhammadiyah di satu pihak, dan ummat Islam di luar itu di pihak lain. Yang dahulu Jendral Tito selaku Kapolri pernah juga melontarkan kalimat yang bisa memicu perpecahan internal ummat Islam itu, tetapi pada saat itu ummat Islam kurang terpancing. Sehingga benturan benturan tak optimal, maka diharapkan Provesor yang satu ini bisa berhasil, karena nyalinya sudah pernah teruji, ketika si Rektor UIN Yogyakarta ini meluluskan sebuah disertasi yang menghalkalkan hubungan sebelum nikah, atau di luar nikah.

Stratyegi Sang Rektor pada saat itu adalah ikut ikutan menyalahkan si penyusun Disertasi setelah terlalu banyak ummat memperotes, si Yudian Wahyudi ini ikut ikutan juga mencibir, tetapi tidak membatalkan kelulusannya, akhirnya ummatpun diam sendiri kecapean. Strategi kali ini tidak jauh berbeda, Yudian Wahyudi kini sedang menjalankan rugasnya untuk menjelaskan bahwa tidak ada agama yang akan dimusuhi, bahkan akan dilaksanakan kerjasama dengan semua pihak untuk menegakkan Pancasila. Itulah kira kira daegelan yang berhasil dipertontinkan kepada rakyat luas yang sejatinya Pemegang kekuasaan yang kini sedang dipinjam rezim ini.

No comments:

Post a Comment