Sunday, April 1, 2018

GHOST FLEET


Heboh Armada Hantu lanjutan Perang Dunia akan semakin menarik dibicarakan ketika beberapa wartawan senior ikut menulis, setelah pidato Petinggi Partai geridra ini diviralkan melalui medsos FB milik resmi Partai Gerindera. Indonesia tahun 2030 akan bubar. ringan saja sebenarnya hanya sebuah fiksi tetapi lantaran yang menulisnya seorang academicus dan yang mengutip Ketua Partai di Indonesia, sehingga banyak tokoh yang menanggapi, para petinggi Partai geriderapun kegirangan. Semua mata melirik ke sosok Prabowo, sipelaku kutipan. Semakin banyak politisi kebakaran jenggot semakin panggung milik Gerndera ramai adanya.

Ditinjau dari kacamata tertetu maka sesungguhnya Armada Siluman itu sejatinya telah berseliweran di Indonesia, yaitu pasca kejatuhan Presiden Soeharto, bahkan sebelumnya. Perang itu telah dicanangkan oleh LBMurdani ketika beliau menginginkan jabatan Presiden justeru pada saat Suharto masih berkuasa. Menurunkan Soeharto dengan cara konstitusional dirancang secara matang dan bahkan pada saat itu Prabowo dirancang sebagai pemain utama dalam peperangan ini. Peperangan menjadi berantakan ketika Prabowo berhasil dijodokan dengan Putri Presiden, ternyata calon tokoh utama itu justeru berpihak pada Mertua.

Perang hantupun dimulai karena Prabowo dinilai telah memahami strategi yang disusun dan jika disebarkan kepada banyak pihak maka suasana akan menjadi hongyam. Benar benar hantu, karena fitnah memfitnah justeru menjadi gerakan pokok. Serenceng dosa Prabowo berhasil dikarang secara seksama.

Mengecewakan, Prabowo yang semula dirancang mampu membungkam sejumlah tokoh Islam, justeru rajin menjalin komunikasi dngan kelompok Islam. Padahal di lain pihak nyaris sempurna upaya memperlemah partai partai Islam di Indonesia, sehingga kekeringan daya tawar, dipimpin oleh orang orang lemah dan tak piunya dana, petinggi partaipun  mau diadu domba. Di luar perhitungan semula ternyata muncul kekuatan non partai . Habib Riziq Syihab yang semula dibiar biarkan manggung ternyata jadi besar. Konon Tausiah akbar yang dilaksanakan di Jakarta mampu mengumpulkan tujuh juta jama'ah  yang dari berbagai penjuru, padehal kedatangan mereka sudah dihalang halangi dengan cara yang paling konyol sekalipun oleh aparat.

Benar benar malapetaka di luar skenario Ahok yang sebenarnya dielu elukan akan menjadi Wakil Presiden berpasangan dengan Jokowi tahun 2019 justeru terjungkal dibabak pemanasan, Pilkada DKI Jakarta.  Segala taktik dan stratyegi dalam rangka pemenangan Pilkada, justeru menguntungkan Anis Baswedan sebagai calon yang sama sekali tak bermodal finansial. Peperangan di Pilkada bukan lagi Hantu, karena para serdadu itu terpaksa terang terangan unjuk hidung. Selain kalah dalam Pilkada Ahok juga kalah dalam persidangan dan dihukum dua tahun. Ahokpun mendekam. di teralis besi karena terbukti meyakinkan menista agama Islam. Ahok jatuh dan tertimpa tangga.

Tak dapat ditutup tutupi nampaknya Pemerintah yang sekarang dikuasai rejim Jokowi sangat memihak kepada Ahok. Bukan hanya para ulama yang merasakan beratnya tekanan, terlebih para ummatpun sangat merasakan kehilangan kepemimpinan. Para pimpinan organisasi seperti kehilangan kendali karena ketakutan terhadaposepak terjang Pemrintah berkuasa. Kepemimpinan yang riil bagi ummat Islam justeru ada ditangan para ulama yang rajin menggung, berkeliling Nusantara. Pimpinan organisasi yang memiliki kecenderungan mencla mencle dalam bicara dan bersikap, justeru dicemooh ummat. Mereka dinilai memiliki sikap dan tradisi fragmatis. Mudah ditaklukkan dengan bantuan finansial.

Tetapi justeru ulama yang difitnah, dikejar kejar oleh penegak hukum, pengajiannya dibubarkan, bahkan ditolak di mana mana, justeru mereka yang mendapatkan simpati ummat. Sungguh peperangan siluman dan Armada hantu yang istilah itu dipinjam oleh penulis novel viksi dijadikan tameng bagi penulis tempat berlindung diri agar tak kehilamham merek sebagai novelis. Inilah perang yang sebenarnya, walaupun baru pemanasan belaka. Campur tangan tentara asing  masih belum nampak secara terang terangan, namun demikian kahdiran uang dalam jumlah besar itu sangat dirasakan getarannya.  P:olitik Islam bergeliat.

Bagi saya itu sebuah peperangan, disatu pihak ada yang berusaha mengenyahkan mereka secara politis, dipihak lain ummat Islam semakin butuh eksis di dunia politis. Posisi sekarang sangat tergantung kepada Pemerintah yang berkuasa, manakala mereka berpihak kepada kelompok tertentu maka perang ini akan lebih nyata dan menyakitkan. Tetapi manakala Pemerintah dan Penguasa mampu bersikap lebih adil dan objektif maka,  jaminan keselamatan bangsa ini akan menjadi milik bersama. jangan korbankan kepentingan rakyat demi mempertahankan kekuasaan. semoga.

No comments:

Post a Comment