Saturday, January 18, 2020

KISAH KERAJAAN AGUNG abadi

PERBEDAAN ANTARA KPU DENGAN KERAJAAN AGUNG ABADI

KISAH KERAJAAN Agung Sejagad nampaknya akan berlangsung singkat karea Raja Dan Permaisuri kini sudah ada ditangan Kepolisian Jawa Tengah,Dan sejarah serta segala kisahnya mungkin sekali akan berakhir. Berbeda dengan Kisah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memang sejatinya adalah ternyata Pembangunan Kekuasaan, dari Pemilu ke Pemilu masyarakat ini merasa dibohongi sehingga walaupun Keputusan KPU plus MA melegalkan Kepemimpinan Presiden misalnya di Pilpres. Tetapi yang terakhir ini hampir dapat dipastiukan akan memiliki catatan kisah yang abadi karena tak kalah dengan KPU KPU terdahulu dalam pembuatan daftar kecurangan. Sejarah Kerajaan Agung Sejagad akan hilang cepat, sementara kisah KPU dengan tokoh utamanya akan abadi hingga ratusan tahun yang akan datang.



KPU dibiayai dengan dana yang luar biasa dengan menggunakan uang rakyat, sementara para penggawa Kerajaan Abadi Sejagad pakaian kebesaranpun dibiyayai dengan uang dari kocek sendiri, KPU berhasil membuat sejahtera para anggota serta para karyawannya, sementara Kerajaan Abadi Sejagan membuat pundi pundi para Punggawa menipis.Kita menunggu delik yang mana yang akan digunakan menjerat para punggawa serta Raja dan Permaisuri palsu ini. Beda dengan kasus KPU yang telah menghabiskan uang rakyat itu.

Dalam kasus Kerajaan Abadi Sejagad  ini kita masih menduga duga akan delik apa yang bisa dikembangkan, jika dituntut dengan delik penipuan, maka siapa menipu siapa, yang paling pantas menuntut adalah para punggawa, karena selain harus membayar pakaian seragam, para punggawa ini juga dikenai sumbangan bervariasi, mungkin tergantung jabatan yang dijanjikan dalam kerajaan.

Beda dengan kasus KPU yang pernah dihujani protes besar besaran dan bahkan memakan kurban jiwa, nampaknya sulit bagi rakyat menuntuit KPU itu untuk mendapatkan layanan dan puitusan yang mendekati keadilan, karena memang aturan yang ada akan menyulitkan para rakyat yang mencari keadilan. Namun nampaknya sementara ini keadilkan hanya akan datang Tuhan. KPU, politisi dan Parpolnya namapaknya justeru akan membukakan sendiri aib mereka kepada rakyat.

KPU yang bekerja secara kolektif kolegial itu ternyata secara tangkap tangan telah bersedia menerima uang suap dari sebuah partai besar untuk biaya mengatur untuk mengangkat seorang anggota anggota  legislatif walaupun mendapat suara terkecil ketiga dari wah dengan melangkahi anggota lainnya separtai dengan perolehan jauh lebih besar. Karena Partai mengajukan usul berkali kali akhirnya KPK menyerah untuk mengikuti keinginan Partai, tentu saja dengan kompensasi yang cukup luar biasa, 600 juta rupiah disepakati sebagai pembayaran bertahap, ityulah yang tertangkap tangan oleh KPK.

Dan ternyatanya lagi konon penangkapan itu katanya kurang terkoordinasi sehingga tak sepenuhnya diketahui pimpinan KPK, ditambah lagi KPK gagal melakukan penyegelan terhadap kantor Partai Besar yang terlibat. Dan berita neh lagi KPK akhirnya melakukan penggeledahan terhadap kantor itu dengan memberitahukan kepada Pengurus Partai seminggu sebelum penggeledahan dilakukan. Bisa jadi pengghianatan yang dilakukan oleh pelaksana dan penegak hukum itu sejatinya tak sebanding dengan kesalahan Kerajaan Abadi Sejagad, tetapi nanti kita lihat saja kenyataanya. 

No comments:

Post a Comment