Sunday, October 22, 2017

ANTARA KITA DAN DUNIA



SIKAP SEBAGIAN BESAR masyarakat kita nampalnya tak terlalu ambil peduli karena yang paling penting adalah bahwa PKI harus ditumpas hingga ke akar akarnya, karena PKI telah melakukan penghianatan  Tak terpikirkan bahwa segala dokumen atas upaya tersebut bisa dimanfaatkan secara politis. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan politis itu bisa direkayasa sedemikian rupa  dengan narasi deception dengan cara memandang sesuatu dari sudut sesempit mungkin

Dunia dalam politik ibarat cat dan pelukis, seolah tak ada aturan yang terlalu mengikat dan membatasi, hutan dan gunnung dalam keseharian kita ketahui berwarna hijau, tetapi dengan mengeksploitasi sinar matahari pagi atau sore, maka boleh saja hutan dan gunung berwarna merah keemasan ataupun kuning perak sekehendak hati si pelukis, dan tak kalah bebasnya penggemar lukisan mengapresiasi lukisan warna apapun asalkan memenuhi aspek estetika, karena dalam dunia estetika tidaklah berlaku kaidah logika. Politikpun bisa mengelahkan logika, dan kalaupun lagika harus dipakai logika vallasilah yang digunakan.

Ya logika vallasi, sepintas seolah mengikuti aturan loguka, di mana kanklusi berdasarkan premis premis, nah dalam menentukan premis itulah logika vallasi menggunakan narasi deception, sehingga merupakan kesulitan tersindiri bagi kita untuk menyaring informasi yang dalam batin kita terasa bertentangan dengan kata hati, namun ada kesulitan kita untuk menolaknya, Sehingga kebimbangan akan menjadi keharusan.

Dalam kebimbangan itu kita sering dituntun oleh media massa, sayangnya media massa dan media sosial serta penguasa, menurut Ricky Gerung adalah sumber hoax, cerita bohong, justeru yang paling tinggi mengeluarkan kebohonngan adalah penguasa, penyebaran kebohongan itu didukung oleh media massa dan kemampuan ekonomi yang tinggi yang memiliki kemampuan dan membiayai  kebohongan itu. Manakala ada perseteruan informasi antar dua negara, maka siapa yang memiliki kemampuan menguasai media massa, yang sekaligus menguasai ekonom maka dialah yang akan keluar sebagai pihak yang dianggap benar, karena salah sekalipun manakala disebut atau diucapkan atau disebarkan berulang ulang maka akan berubah menjadi sesuatu yang benar.

Mungkin ini sekarang yang sedang menimpa Indonesia, dan Panglima TNI Gatot Sumantio nampaknya sedang dijadikan sasaran permainan palitik Amerika, demi untuk menguasai Indonesia.  Lalu apakah yang terjadi babak berikutnya, setelah Jendral kebanggan kita ini tak dibolehkan masuk ke Amerika untuk memenuhi undangan mereka sendiri.

No comments:

Post a Comment