Wednesday, October 4, 2017

PESAN PAK JAMALUDDIN YANG BELUM KAMI LAKSANAKAN


Perlu saya klarifikasi bahwa foto di atas bukanlah Foto Pak Jamaludin Pengarang Lagu Mars PGAN Tanjungkarang. Tetapi foto di atas adalah potongan foto Prof. Dr. Sahetapy. Sulit mencari persamaannya dengan almarhum Jamaluddin guru kami di PGA. Beliau guru bahasa Indonesia dan juga guru menggambar. Persamaan yang paling menonjol dengan guru kami adalah bahwa dahi beliau sama bidangnya. Yang lain beda. Wajah Pak Jamal guru kami labih sejuk, dan bibir terkesan senyum walaupun memang beliau banyak diam. Saya memiliki hubungan nurani yang sangat dekat dengan beliau. Saya sering iseng iseng menggambar di rumah manakala tersana lelah membaca.
Penuh buku gambarku, setiap kali aku menggambar aku sodorkan hasil gambarku itu dengan harapan ada koreksi dari beliau, aku ingat koreksi tidak dengah kata kata tetapi dengan coretan pada gambar gambar itu, dengan pena yang halus. Beliau tak segan segan membubuhkan poten pada hasil gambarku. Walaupun hasil ponten sangat standar 6 - 7,25, tak pernah lebih tinggi dan juga menyentuh angka lima. Saya menikmati hubungan batin kami berdua walaupun tak saling bicara.

Kini aku merasa berdosa kepada Pak Jamaluddin, karena aku telah menghianti Lagu Mars PGA yang
yang sejatinga akseptable. lagu itu menjadi lagu resmi PGAN 6 Th Tanjungkarang sampai aku lulus dari sekolah itu. Syair lagunya adalah sebagai berikut :

Mari wahau Saudara
Mari maju ke muka
Giat menyusun
Barisan kita
Menuju cita cita

Kita plajar
Harapan bangsa
Dididik sampai
Sempurna

Di bawah naungan
Panji PGA
Berusaha
Dengan giatnya.

Entah sudah mencapai berapa ratus atau bahkan mungkin sudah menyentuh angka seribuan, bisa jadi selama enam tahun lagu itu harus kami lantunkan di banyak kesempatan, terlebih saya pernah dipilih sebagai anggota koor yang menyanyikan lagu ini, dan pernah pula mengajari siswa baru menyanyikannya secara berulang ulang.

Dahulu, no problem, lagu ini saya nyanyikan begitu saja tampa beban. tetapi setelah memasuki usua senja, 63 tahun, dan sudah sangat terlambat sekali, dan keadaan ummat Islam dan akidah Islam sedang menempati posisi yang sangat tidak nyaman. Ketidaknyaman ummat Islam pada saat itu antara lain adalah akibat penghianatan kami kami, sebagai sosok yang sempat menjerit jeritkan lagu yang sejatinya penuh janji itu. Dan karena kami ingkar janjilah maka situasi yang tak nyaman itu terjadi.

Andaikan saja janji janji yang terangkum dalam lagu yang terlampau sering kami teriakkan itu kami patuhi semampu kami maka mungkin situasi yang dihadapi kaummuslimin Indonesia yidak dalam keadaan tak nyaman seperti ini, Kita sedang terpuruk dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik dan bahkan kebudayaan. Mari kita uji, faktor apa yang kita ingkari dari lagu itu.

Lihat bait pertama, ada tiga janji yang kita lupakan semua, pertama (1)  maju kemuka, artinya tampilsebagai pelopor, penggagas, penggerak dan lain sebagainya. Kedua (2) giat menyusun barisan dan yang ketiga (3)  berusaha menuju cita cita . Dalam hal ini cita cita kita adalah cita cita Islam yang kita sumbangkan ke anegeri ini agar negeri ini aman damai dan sejahtera. Karena Islam adalah rohmatan lil alaamiin,. untuk itu Islam harus memiliki dan menjelaskan serta mensosialisasika cita cita itu, bahwa manakala Islam berhasil melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan syariatnya maka adalah jaminana kesejahteraaan , keamanan  sebagai imbalannya. Untuk itulah kita harus menyusun barisan agar ummat Islam dan pimpinan Islam itu tidak terjebak kepada imingn iming fragmatis untuk menerima bulat bulat keinginan dan keunyungan [olitis kelompok lain.

Pada bait kedua janji janji itu berbunyi (4) harapan bangsa dan (5) sempurnanya pendidikan. Sebagai alumni PGA Pak Jamal mengharapkan para alumni menjadi harapan bangsa, kita harus menjadi manusia yang mengemban harapan, tetapi itu tidaklah mudahj karena menyandang harapan adalah harus memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan dan keterampilan itu akan kita miliki manakala pendidikan yang kita arungi mencapai kesempurnaan, Sebagai alumni PGA, sebenarnya kita telah dibekali sedikit pengetahuan dan keterampilan, dengan pengetahuan itu kita sejatinya telah memiliki kemampuan untuk mengembangkannya, baik untukmenambah  dan memperdalam pengetahuan itu, atau memasuki dunia Perguruan Tinggi.

Menjadi putera harapan bangsa adalah putra yang memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan yang banayak atau salah satu diantaranya.Tetapi unsur unsur itu harua kita miliki walaupun keberadaannya didak sama kuantitas dan kualitasnya. Bisa saja memiliki pengetahuan yang biasa saja, tetapi Ia memiliki keterampilan yang luar biasa, atau sebaliknya. Dan yang paling baik, sama tinggi jumlah dan nilainya. Manakala itu telah diraih maka maka harapan bangsapun akan tertumpu pada kita, dalam skala keberadaan kita. Bisa nasional ataupun regional, dan bisa di lingkungan komunitas tertentu, tetapi menjadilah yang terbaik dilingkungan di mana kita berada. 

==============sorry tunda dulu ngantuk === insya Allah besok diteruskan



No comments:

Post a Comment