Sunday, October 1, 2017

PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PERMASALAHAN LITERASI


Saya menyadari bahwa saya tak akan mampu membahas segala aspek  yang ada pada judul tersebut diatas, yaitu masalah penerapan pembelajaran tematik dan kemampuan literasi para guru, setidaknya bagi usia saya banyak yang mengalami kesulitan literasi itu, 1967 saya menyelesaikan pendidikan di bangku SD, dan tahun 1973 saya menyelesaikan SLTA. Bagaimana situasi pendidikan pada saat itu benar benar akan sangat tergantuyng kualitas para pendidik, bila kami ingin mencapai prestasi pendidikan di sekolah formal. Walaupun disaat saya SLTP dan SLTA kurus mengetik, kursus bahasa Inggris dan kurus Bon A Bon B menjadi demikian paporit, tetapi bukan berarti  serta merta guru seusia saya dengan mudah bisa melaksanakan pemebalajaran tematik. Karena pada umumnya pada usia kami sebagai pelajar belum terdidik untuk membaca cepat menyelesaikan berbagai literasi yang ada, apalagi memang bahan bacaan relatif kurang.

Adalah menjadi pertanyaan bagi kita semua untuk melaksanakan pembelajaran yang tematik itu apakah sekolah dan guru telah memiliki bahan literatur yabg dapat memperkaya hazanah bagi guru dan siswa, sepengetahuan saya belum. Literatur kita di sekolah baik untuk guru maupun murid masih sangat terbatas sekali. Selain itu permasalah yang juga sangat besar adalah kemampuan membaca bagi guru dan siswa juga Pemerintah mengalami keterlambatan dalam mengantisipasinya. Sebagian besar hasil didik seusia saya dab bahkan beberapa tahun di bawah saya tak juga mendapatkan kesempatan yang baik untuk dididik bisa membaca secara cepat dan mengerti. Umumnya kita mengalami keterlambatan dalam membaca cepat. Maka sekalipun tersedia literatur yang mencukupipun kita akan mengalami kesulitan memanfaatkan literatur yang tersedia, dan apatah lagi literturnya kurang tersedia.

Dari literur yang ada sendiri tertangkap ada buku buku yang lolos yang sejatinya tak memiliki nilai didik yang memadai, jika tak ingin dikatakan sebagai menyesatkan. Sistem penulisanb buku cerita yang dijadikan literatur seperti mendapatkan kesulitan. dalam teknis menulis sehingga termuatlah hal hal yang sejatinya tak harus dimuat dalam konten tulisan. Memang dalam teori bercerita yang memang membutuhkan kejutan itu sering seseorang yang berhasil itu di awali dengan kegagalan.  sering seorang yang baik itu di awali dengan berbagai kekeliruan, melalui pengalaman yang menyadarkan hingga tokoh bersangkutan menjadi baik. Tak semua orang baik baik itu diawali dengan kebaikan pula, itulah sebuah cerita yang membutuhkan kejutan, sehingga menarik dibaca.

Yang ingin saya sampaikan disini adalah demikian sesaknya permasalahan disekitar literasi, bertentangan dipihak lain pembelajaran dengan tema tema membutuhkan sorang guru yang telah melahap berbagi literasi, dan harus ditingkahi pula oleh kemampuan membaca yang dimiliki oleh peserta didik dengan literatus yang tersedia, dan tercatat sebagai literatur yang baik. Sekali lagi masalah literasi kita masih menghadapi banyak masalah.

No comments:

Post a Comment