Sunday, October 1, 2017

POLITIK PENDULUM PRESIDEN JOKOWI BERPOTENSI MEMECAH

Tak Percaya Jika "Presiden"  Jokowi berniat memecah kekuatan ummat. Tetapi sebagai politik upaya melemahkan pihak lawan adalah suatu keniscayaan bila tak ingin kekuasaan itu terganggu oleh lawan politiknua. Apakah Presiden itu Negawaran ataukah Presiden itu Politikus. Berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah Presiden maka maka dapat dikatakan behwa Presiden RI itu umunya adalah palitikus, politisi. Sebut saja Presiden Soekarno (PNI), Soeharto (Golkar), Gus Dur (PKB), Megawati (PDIP), SBY (Demokrat) Jokowi {PDIP (?)} Semua Presiden yang ada sangatlah setianya kepada kepentingan Partai  Bisa jadi begitu pula sikap Presiden Jokowi.

Sistemmpolitik Indonesia yang belum juga melazimkan Partai opposisi, dan bahkan cenderung mengundang semua partai sebagai Partai pemerintah maka politik gerak pendulum berat sebelah itu seyogyanya akan berkembang menjadi potensi perpecahan di kalngan ummat.dan inilah yang akan dan bahkan sedang terjadi dikalangan ummat Islam. Peristiwa demo yang melibatkan sejumlah siswa dan santri dari sejumlah madrasah dan pesantren terkait pelaksanaan lima hari sekolah yang lebih populer dengan istilah  fullday. Sekolah sehari penuh. Walaupun sejatinya nampak adalah pristiwa biasa namun manakala kita runut peristiwa demi peritiwa, sertakeadan demi keadaan maka sah sah saja manakala para pengamatpun menilai adanya pristiwa politik, karena masalah politik akan kait mengait dengan apapun.

PDIP sendiri senagai partai Pememnang Pemilu dan partai yang banyak menampung politisi beraliran kiri, sebagai nama politisi yang bersimpati dengan Kamunis itu sejatinya sudah sejak lama sebelum didengungkannya rencana pelaksanaan Fullday bagi SLP dan SLA tahun ajaran 2017 ini, mereka menyuarakan penghapusan Pendidikan Agama di Sekolah Umum. Ketika Menteri Pendidikan mengumumkan akan diberlakukan kannya fullday lambat laun kecemasanpuin bermunculan.

Sekolah Diniyah, ada diberbagai tempat, dan merupakan salah satu strategi sebagian dari ummat Islam mangantisipasi kelemahan pelaksanaan pendidikan agama di sekolah umum, Bila dipagi hari anak anakmengikuti pendidikan umum di sekolah, maka sore harinya banyak masjid masjid yang menyelenggarakan pendidikan diniyah, bahkan tidak sedikit diantaranya yang mendirikan madrasah
Tentu saja manakala fullday dilaksanakan maka program ini akan terganggu. Dengan adanya pristiwa ini yang ,memang didahului pula oleh wacana yang dimunculkan dari politisi yang kekiri kirian, maka nampaknya berhasil menyulut berbagai protes.

Apalagi wacana pelaksanaan fulldy yang disampaikan oleh Kementerian Pendidikan nampak sepi dan sulit terkomunikasikan, terkedsan dadakan dan mentah. Nampaknya keputusan harus disampaikan kepada Menteri seperti sangat terburu buru. sehingga nampaknya belummemngantisipasi segala sesuatunya.

No comments:

Post a Comment