Friday, December 29, 2017

ANTISIPASI GERAKAN MELAWAN TUHAN

Khatib sholat Jum,at tadi siang di Masjid Al-Falah Perumahan Korpri Bandar Lampung, yang memperingatkan agar kita serentak mengantisipasi manakala ada gerakan gerakan yang massif untuk melalukan perlawanan kepada Tuhan. Sudah banyak masyarakat terdahulu yang diceriterakan dalam al-Quran untuk melakukan erlawanan kepada Tuhan. Gerakan semacam ini nantinya berakibat musibah berat menimpa semua, oleh karenanya manakala sudah nampak ada gerakan yang massif untuk melawan Tuhan, maka antisipasilah, demi kesalamat bersama.

Setidakmnya menurut Cakl Nun (Ainun Najib) bahwa rezim Jokowi sekarang ini tidak menunjukkan gejala mencintai Tuhan dan ingin dicitai Tuhan, dengan sikap yang demikian itu, maka rezim ini dipastikan akan melakukan pembiaran terhadap erbagai upaya yang massif untuk melakukan perwanan kepada Tuhan. Apakah benar demikian, jawabnya belum tentu, Kita masih membutuhkan studi kritis.

Tetapi tulisan ini tidak dimaksudkan untuk study kritis itu, ini tulisan suka suka tidak didukung dengan data yang valid tidak pula menggunakan kerangka berfikir yang tajam, dan sayapun bukan penulis yang berpengalaman, tak lebih dari ungkapan rasa seorang awam saja, itulah sebabnya maka tulisan ini menjadi sangat ringan dan remeh temeh. Hanya semacam kekhawatiran yang sejatinya sangat gampang dibantah. oleh siapapun dan dengan cara bagaimanapun, karena ini terkait dengan kekhawatiran dan keyakinan.

Yakin dengan kebenaran  barbagai kisah yang diceritakan di dalam Al-Quran bahwa upaya upaya perlawanan kepada Allah nantinya akan berakhir dengan kehancuran massal. Dan kita meyakini bahwa Allah bukan sekedar gertak sambal. Lalu dari mana kita yakin bahwa sedang ada upa masif untuk melakukan perlawanan kepada Tuhan Allah adalah melalui upaya upaya mempersulit orang orang yang terkenal patuh kepada Tuhan. Jika ditanyakan kepada ummat yang awam sekalipun bahwa upaya mengkriminalisasi para ulama,menggerudug dan dan mempersekusi para ulama yang sedang melaksanakan dakwah adalah merupakan upaya yang nyata nayata sebagai perwujudan perlawanan kepada Tuhan, ibarat makan bubur, yang masih panas maka dimulai dari bagian pinggir, yang nanti pada saatnya semua bagian dari bubur itu akan dingin dan mudah di santap.

Pastinya ada pemikiran bahwa untuk melawan Allah tidak langsung frontal kepada Allah secara ansich, tetapi mulai dari para ulamanya terlebih dahulu dilemahkan. Sayangnya di luar dugaan bahwa karakter ulama yang asli adalah justeru mereka merindukan mati syahid,. bagi ulama hanya dua pilihan yang diberikan kepada mereka 'Hidup Mulya Atau Mati Syahid' Bagi ulama yang KW bisa saja masih diketemukan pilihan yang ketiga, keempat atau bahkan kelima dan seterusnya. Mereka ini lah yang sedang dirayu rayu untuk melaksanakan atau menjadi ekskutor pengganggu para ulama kita.

Kalau para ilmuan yang ingin melawan Allah maka tangkal lah dengan ilmu juga, bila para politikus yang ingin melawan Allah maka kita antisipasi dengan politik juga, bila ekonom yang berusaha melawan Allah maka kita antisipasi dengan ekonomi juga. Maka manakala penguasa yang menunjukklan gejal;a gejala sedang berusaha melawan Allah maka tidak ada lain cara adalah dengan cara merebut kekuasaan iyu dari tangan mereka. Bila cara yang mereka tempuh itu adalah dengan melemahkan para ulama, serta usaha yang masif untuk membelokkan akidah Islam.

Tidak tertutup kemungkinan bisa merebut kekuasaan di Indonesia manakala Pemerintah dan Penguasa melaksanakan sistem demokrasi, bukan sistem diktator. Bila Pemerintah konsekuen akan melaksanakan demokrasi maka peluang kemenangan ada di pihak Islam karena Islam mayoritas, sehingga manakala dilaksanakan Pemilihan Umum secara jujur dan adil (jurdil) maka besar kemungkinan akan dimenangkan kelompok Islam, Memang dinatara para pihak, maka pihak ulamalah yang paling berpeluang untuk mempersatukan suara ummat Islam, bukan politisi, bukan ekonom, dan bukan pula penguasa. Melainkan ulama, maka memang manakala ingin melelamhkan kelompok Islam, maka lemahkan terlebih dahulu ulamanya.

Bila penganut agama akan melakukan perlawanan atau penentangan atau pengingkaran terhadap ajaran Allah, itu dipersilakan saja, karena tak sesuaidengan keyakinanya, tetapi manakala perlawanan atau penentangan itu dengan cara melakukan gangguan atau menghalangi halangi ummat Islam melaksanakan ibadah dan mlaksanakan syariat Islam dalam kehidupannya, itu adalah sesuatu yang tidak fair, biarkan umat Islam melaksanakan ibadahya dan berkehidupan dengan syariat Islam itu adalah hak ummat Islam yang juga harus dihormati.

No comments:

Post a Comment