Saturday, December 23, 2017

UNTUK MENUJU TOBAT, AWALI DENGAN EVALUASI DIRI.

Hasil Dialog Bersama Ust. Bukhori Ba'da Subuh di Musholla Al-Jihad Perumahan Korpri.

Kesepakatan Jama'ah Musholla Aljihad untuk melaksanakan tausiah ba.da Subuh tadi pagi dilaksanakan dengan Ust. Bukhori A. Somad  sebagai narasumber. Dan salah satu materi tausiah tadi pagi adalah masalah bertaubat.  Materi tersebut muncul dalam menjawab sebuah pertanyaan dari seorang jama'ah. Untuk menuju tobat itu maka harus diawali dengan cara mengevaluasi diri terlebih dahulu. Dikatakan dalam tausiah itu bahwa dosa itu terbagi dua, dosa kepada Allah dan dosa kepada manusia. Dosa kepada Allah langsung minta ampun kepada Allah, sedang dosa kepada manusia harus meminta maaf kepada manusia yang bersangkutan. Bila kita pernah memfitnahnya, maka minta maaf atas kesalahan kita, bila kita pernah mengambil haknya maka mintalah keikhlasannya atau kembalikan, bila memiliki hutang maka selesaikanlah tugas kita dengan cara menunaikan atau melunasi hutang hutang kita.

Untuk taubat itu langkah pertamanya adadalah akui dahulu kesalahan dan dosa dosa kita, sepanjang kita tak merasa salah dan keliru maka akan sulit bagi kita umtuk melalkukan Taubatan Nasuha.  Untuk sampai dalam rasa pengakuan secara jujur atas dosa dosa kita  harus terlebih dahulu mengevaluasi jalannya kehidupan yang kita  tempuh selama ini. Sudahkah kita melaksanakan segala tugas kita secara baik. Karena dosa dosa itu bukan hanya karena melakukan kesalahan saja, tetapi justeru sangat banyak dosa dosa kita adalah akibat tidak menunaikan tugas dan kewajiban sosial kita. Sering kita hanya mengghitung segala ibadah yang telah kita lakukan, tetapi alpa dalam menghitung aktivitas sosial. Aktivitas ibadah umumnya untuk kepentingan dan keselamatan masing masing, tetapi aktivitas sosial adalah untuk kebersamaan, seseorang tidak hanya diharuskan memiliki kesolehan ibadah semata, tetapi juga harus memiliki kesolehan soaial.

Kita melakukan keslahan atau lalai dalam melaksanakan tugas kita terlebih kewajiban sosial adalah karena terpengaruh oleh lingkungan kita, utamanya lingkungan manusia. Maka haruslah kita menginventarisasi semua teman teman atau kenalan kita utamanya siapa yang paling sering bersama dan berkomunikasi. Siapa saja diantara teman  yang sejatinya dapat mengajak kita ke syurga dan siapa pula diantara teman yang sejatinya berpotensi membawa kita ke neraka. Maka tingkatkanlah kualitas hubungan pertemanan kita dengan pihak pihak yang akan mengajak kita ke surga. Dan upayakan untuk menutup atau setidaknya menurunkan kualitas hubungan pertemanan kita dengan orang orang atau pihak yang berpotensi membawa kita ke neraka. Demikian juga kita harus menjauhi semua benda benda yang memfasilitasi kita menuju neraka jika seandainya kita tak mampu mengalihfungsikannya.

Dalam meningkatkan kualitas hubungan kita dengan seseorang, maka cobalah mengumpulkan dan mengingat ingat kembali  segala kebaikan  kebaikannya. dan dalam waktu yang bersamaan kita juga harus sesegera mungkin melupakan sesuatu yang tergolong kurang baik. Mengingat ingat kebaikan dan melupakan kesdalahan orang lain kepada kita adalah sebuah perjuangan yang tidak ringan, oleh karenanya ini termasuk yang harus kita latihkan secara terus menenrus. Oleh karena itu maka janganlah dibiasakan menghakimi saudara seiman kita, dengan cara memberikan hukuman ataupun bermasam muka, tetapi peliharalah hubungan agar selalu meningkat kulaitasnya dengan silaturrahmi dan persahabatan atau persaudaraan atas dasar Islam. Apalagi pihak tersebut atau orang tersebut memiliki potensi mengajak kita ke syurga.

Belum tentu kita lebih baik di mata Allah dibanding orang lain. Siapa tahu ibadah orang lain lebih diterima Allah dibanding ibadah kita. Itulah sebabnya dikatakan bahwa ketika seseorang merasa labih baik dan lebih dekat kepada Allah dibanding orang lain, maka sesungguihnya justeru hubungannya dengan Allah sedang bermasalah, atau merenggang. Begitu ada perasaan bahwa kita lebih baik dan lebih dekat dengan Allah, maka beristighfarlah sesegera mungkin.  Wallohua'lambishowab.

No comments:

Post a Comment