Wednesday, November 28, 2018

CARA BERDAKWAH tergantung AUDIEN



USTADZ MUWAFIQ, Alhamdulillah berhasil menyampaikan tausiyah dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Bogor, beliau berhasil membuat Preiden Jokowi tertawa dan tak nampak dahinya berkerut khawatir ditegur penceramah, karena berdasarkan youtube beliau yang beredar maka kita memahami posisinya, Seratus persen tidak ada sikap oposisi yang disampaikan secara fulgar, kalaupun ada kritik, itupun disampaikan secara tersamar sehingga tidak langsung ada pihak yang merasa dikritik

Saya teringat dengan mendiang Presiden Soeharto yang jiga konon ketdakskaannya kepada Islam melebihi ketidaksukaan bawahannya yang menjabat sebagai menhankam Jensral LB Murdani yang penganut Katholik itu, beliau yang mengatakan bahwa yang tidak suka kepada Islam itu bukan dirinya, tetapi Presiden Soeharto. Mendiang Presiden Soeharto adalah penganut Aliran kepercayaan,
Ustadz Muwafiq berhasil melaksanakan ceramahnya dihadapan Presiden jokowi yang sering diolok olok pihak Islam yang sangat kecewa dengan sikapnya mulai dari sikap terhadap ucapan Ahok, sampai dengan tetkala beliau tak mau menemui para ulama ketika mereka unju rasa serta sejumlah pristiwa yang yang menyakitkan ummat Islam antara lain perskusi penceramah sekedar misal.

Kalaupun ada kritik terhadap posisi Presiden Jokowi terkait Islam dari Ustadz Muwafoq tak akan kentara, karena beliau memahami benar bagaimana budaya Jawa. Dahulu ada kesenian pangguing yang dinamakan Mataraman, yang sedianya adalah kritik, tetapi kritik itu disampaikan dengan cara melucu. dengan harapan nantinya diharapkan yang bersangkutan akan menyadari bahwa kritikan itu ditujukan kepada dirinya. Itu manakala kritikan ditujukan kepada orang memiliki jabatan tinggi atau terhormat.

Konon dilingkungan organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul ulama (NU) tradisi lucu lucuan juga dibudayakan diinternal organisasi ini. Kritikdan teguran dan bahkan mungkin jeweran  konon disampaikan secara lucu lucuan, sehingga keakraban selalu saja terpelihara. Pernah terjadi polemik kepengurusan yang demikian tajam, lalu sepertinya ada kesepakatan jangan sampai terulang kembali. Ketika nilai nilai demokrasi akan diterapkan ditubuh NU nampaknya cara cara lucu lucuan itu kini mulai tergerus, banyak tokoh yang tak lagi terlalu mematuhi hasil pertemuan para sesepuh, jika hal tersebut tak diusung oleh muatan konstutusi yang disepakati. Mana mungkin seseorang yang telah ditetapkan secara konstitusional diminta mundur secara baik baik, karena tak demikian bunyi konstitusinya.

Namun demikian cara cara yang menjadi tradisi NU itu setidaknya pernah berhasil dalam upaya mengislamkan mendiang Presiden Soeharta, yang kata LB Murdani sangat membenci Islam itu, justeru berhasil diajak memeluk Islam secara kaffah, melalui jasa seorang Rohis TNI yang bersedia secara pelan pelan meningkatkan kepenganutannya terhadap Islam, sampai dia berkenan melaksanakan ibadah haji bersama Ibu Tien. Tentu saja tuntunan dilaksanakan dengan cara hati hati dan selembut mungkin sesuai dengan nilai nilai budaya Jawa.

Pertanyaan yang muncul sekarangm apakah dengan cara lucu lucuan itu sekarang kita berhasil menyelesaikan permasalahan masalah ?. Di tubuh NU sendiri kini bertumpuk sedemikian masalah yang tak terselesaikan, padahal  permasalahan yang ditumpuk diinternal NU itu manakala tak terselesaikan maka itu kerugian besar bagi bangsa, karena NU merupakan kekayaan yang sesungguhnya tak ternilai besarnya.

Sikap ummat Islam pada saat ini bukanlah hanya akibat dari gagalnya Ahok di Pilkada Jakarta serta  dalam rangka pemenangan Pilpres 2019, yang dari dua pristiwa ini semakin nyata bahwa sesunggunya baik Ahok maupun Jokowi hanyalah dipermukaan belaka, sedang sesungguhnya ada sesuatu dibelakang layar, itu di satu pihak, tetapi di mulai dari era Sukarno dengan Orde Lama dan Soeharto dengan Orde Baru Islam mengalami penekanan yang demikian berat dan sekarang oleh banyak pemikiran yang mengatakan bahwa penekanan terhadap Islam itu pada saat ini jauh dirasakan lebih berat dibanding masa Orde Lama dan Orde Baru. Jelas tak bisa kita selesaikan dengan cara ketawa ketiwi. tetai harus memiliki langkah yang lengkap dengan menguasai ilmu pengetahuan, ekonomi dan politik.


No comments:

Post a Comment